Kerajinan Tas Decoupage Kian Diminati di Bekasi

Editor: Koko Triarko

BEKASI – Kerajinan tas decoupage, melalui dekorasi perpaduan bahan kertas tisu di atas media tikar pandan, dengan pekerjaan melalui teknik keterampilan khusus kian diminati di Kota Bekasi.
Tak heran, pesanan pun terus berdatangan, karena tas itu terkesan elegan dan unik. Tidak hanya tas, tetapi kreasi kerajinan decoupage juga diterapkan untuk pouch, sejenis kotak tisu atau tas mukena cocok untuk suvenir.
Herlina dan adiknya, mengembangkan kerajinan tas decoupage, perpaduan antara tikar pandan, menggunakan tisu motif Eropa, lem dan vernis. sukses menggait pasar, terutama di kalangan perempuan yang hobi mengoleksi tas unik berbahan tikar pandan di Kota Patriot.
Herlina, perajin decoupage di Kota Bekasi -Foto: M Amin
“Kerajinan decoupage adalah seni menempel dan menggunting, bisa di media apa saja. Tetapi, saya memilih media tikar pandan yang dipesan langsung dari Tasik Malaya bahan dasarnya. Dan, bahan tersebut biasa kami buat tas, pouch, kotak tisu dan suvenir untuk pernikahan,”ujar perajinan decoupage di Kota Bekasi, Herlina, Selasa (30/10/2018).
Dia mengaku sudah empat tahun menekuni kerajinan tersebut, dan tak jarang kerap dipanggil untuk memberi pelatihan di Kota Bekasi untuk pengetahuan dasar seni decoupage.
Dikatakan, dalam produksi memang agak sulit, karena butuh konsentrasi penuh untuk menjadikan bahan menarik dan disukai pencinta kerajinan tas.
Menurutnya, harga jual satu produk kerajinan tas bervariatif, tergantung tingkat kerumitan dalam pengerjaannya. Untuk kisaran harga mulai dari Rp175 ribu sampai Rp300 ribu, keuntungan tidak terlalu besar, paling Rp30 ribu dari satu produk, setelah dihitung modal awal dan biaya produksi.
Herlina mengaku, selama ini hanya mengerjakan pesanan dari reseller. ”Kami menggunakan jasa reseller dalam penjualan, jika habis, maka reseller akan memesan untuk dibuatkan berapa unit. Tidak hanya tas, tetapi juga ada kotak tisu, pouch dan lainnya yang dijual,” jelasnya.
Di samping reseller, ada juga penjualan melalui media online seperti instagram, dan toko online. Tetapi, itu tidak banyak. Hanya untuk memperkenalkan produk, karena jelasnya selama ini fokus pada pesanan untuk pengerjaannya. Untuk pembuatan tas dalam sehari bisa lima tas satu orang.
“Saya produksi di rumah, hanya berdua dengan adik, kebetulan dia pintar desain dengan berbagai bentuk kreasi sesuai tren yang lagi model di pasaran. Untuk pouch atau suvenir  tas kecil berisi mukena, kami sehari bisa membuat ratusan. Itu biasanya pesanan untuk kawinan dan lainnya,”papar Herlina.
Selama ini, dijual ke reseller, satu tas dijual bisa Rp175-250 ribu, tergantung motif bdan kerumitannya. Diberikan yang lain untuk berjualan, di online harganya berbeda. Istimewanya tidak pelit di lem, itu membuat produk tas licin, ketahanan lebih kuat.
“Alhamdulillah, pesanan jalan terus, saat ini sedang main mukena, tetapi kami membuat pouch isinya mukena,” jelasnya.
Untuk lebih memperkenal produknya, Herlina mengaku terus mengikuti berbagai pelatihan, seperti komunitas. Di samping banyak relasi baru, juga ajang memperkenalkan produk.
Herlina mengaku, produk decoupage miliknya bisa dijumpai di beberapa tempat, seperti Mall Kranji dan lantai dasar Plaza Pemkot Bekasi sentral UMKM.
“Kami ini masuk dalam binaan UMKM Pemkot Bekasi, jika ada pelatihan dan pameran produk kerajinan kami akan diajak” pungkasnya.
Lihat juga...