Kelangkaan Pupuk Bersubsidi di Jatim, tak Ada

BOJONEGORO  – PT Petrokimia Gresik, Jawa Timur, menyatakan, kelangkaan pupuk bersubsidi tidak ada, tapi kalau kekurangan bisa saja terjadi, akibat alokasi komoditas itu dari Pemerintah tidak menjangkau seluruh kebutuhan petani.

“Kalau pupuk bersubsidi langka ya saya kira tidak ada. Tapi kalau terjadi kekurangan mungkin, karena faktor alokasi pupuk bersubsidi kurang dibandingkan kebutuhan,” kata Manajer Humas PT Petrokimia Gresik Muhammad Ihwan, di Bojonegoro, Selasa.

Ia memberikan gambaran pada 2018, kebutuhan pupuk secara nasional mencapai 13,1 juta ton, tapi alokasi pupuk bersubsidi dari Pemerintah 9,5 ton.

“Ibaratnya kebutuhan pupuk bersubsidi 10, yang ada cuma enam,” ucapnya didampingi Staf Perwakilan Daerah Penjualan PT Petrokimia, Salman Heru Cakra.

Kelangkaan pupuk bersubsidi juga mengakibatkan harga mahal, katanya, pernah disampaikan seorang petani hutan di Tuban, beberapa waktu lalu.

“Kalau keluhan seperti itu harus dicek dulu alokasi pupuknya,” ujarnya.

Sebab petani yang memperoleh alokasi pupuk bersubsidi harus tergabung di dalam kelompok tani yang memperoleh pupuk bersubsidi sehingga masuk rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK).

“Sesuai ketentuan petani yang memperoleh pupuk bersubsidi sudah tercatat sebagai anggota kelompok tani dan masuk dalam RDKK,” katanya.

Memang ada kios yang menjual harga pupuk bersubsidi jauh di atas harga eceran tertinggi (HET) akan langsung dikenai sanksi.

“Kalau memang terbukti maka distributornya akan langsung dikenai sanksi,” ujarnya.

Namun kalau kenaikan harga pupuk misalnya Urea yang seharusnya Rp1.800 per kilogram menjadi Rp1.900 per kilogram masih dalam batas kewajaran.

Lihat juga...