Jerman Diminta Tangguhkan Penjualan Persenjataan ke Saudi

Ilustrasi bendera Jerman - Foto: Dokumentasi CDN

BERLIN – Jerman diminta untuk tidak dulu menyetujui rencana penjualan persenjataan ke Arab Saudi. Permintaan penundaan tersebut dilakukan, hingga penyelidikan atas kematian wartawan Saudi, Jamal Khashoggi, selesai.

Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas, menyebut, penundaan pemberian persetujuan tersebut, menjadi kebalikan dari keputusan menjual sistem artileri ke Riyadh. Pernyataan tersebut muncul, setelah Dia dan Kanselir Jerman, Angela Merkel, menganggap, penjelasan Arab Saudi soal kematian Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul, Turki, tidak memuaskan.

Dalam wawancara untuk acara televisi publik, Taghesthemen, Maas mengatakan, Jerman jangan sampai melakukan penjualan persenjataan ke Kerajaan Arab Saudi, hingga kematian Khashoggi terungkap jelas. “Sejauh penyelidikan masih berjalan, sejauh kita tidak tahu apa yang terjadi di sana, tidak ada alasan untuk mengambil keputusan positif soal ekspor persenjataan ke Arab Saudi,” katanya.

Pada bulan lalu, keputusan mengizinkan penjualan tersebut, diambil sebagai upaya memulihkan hubungan dengan Kerajaan Arab Saudi. Keputusan tersebut sempat menuai perdebatan, karena bertolak belakang dengan keputusan sebelumnya, yaitu tidak mengekspor senjata ke negara yang terlibat dalam perang Yaman.

Dalam tanggapan paling keras, yang diberikan negara-negara Barat atas pengakuan Riyadh, Khashoggi sebenarnya tewas di konsulat Saudi di Istanbul, Merkel dan Maas, mengutuk kejadian itu. Mereka menuntut agar Riyadh menjelaskan apa yang telah terjadi. “Kami mengutuk keras tindakan itu,” kata pernyataan bersama, yang dikeluarkan Merkel dan Maas dan mengacu pada pembunuhan tersebut.

Lihat juga...