Tak Bisa Dimakan, Berenuk Memiliki Berbagai Manfaat
Editor: Satmoko Budi Santoso
JAKARTA – Nama buah Berenuk memang tidaklah populer di masyarakat Indonesia. Karena, buah yang berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan ini memang bukanlah buah yang dapat dikonsumsi.
Rasa buah yang pekat dan pahit menjadi alasan mengapa buah ini tidak pernah menjadi penganan sehari-hari.
Berenuk atau Crescentia Cujete ini memang lebih banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku pengobatan atau penyokong di sektor pertanian dan energi.
Manager R&D Taman Buah Mekarsari, Dr. Azis Natawijaya, M.Si menyatakan, Berenuk yang memiliki kekuatan pada daun yang tersusun 3 pasang sering dianggap sebagai buah Maja.

“Pohon Berenuk bisa mencapai 10 meter, dengan batang silindris, beralur, memiliki warna putih kehutanan dan daun tersusun majemuk menyirip. Tiap helai daun berbentuk lonjong dengan ujung meruncing sepanjang 10-15 cm. Tangkainya pendek dan bunga tunggal muncul dari cabang atau ranting,” kata Azis, saat menjelaskan ciri fisik Berenuk, Minggu (9/9).
Tampilan buah Berenuk setipe dengan buah Buni, yaitu bulat atau oval berwarna coklat dengan biji berbentuk kotak. Sementara, rasa daging buahnya pekat dan pahit.
“Buah Berenuk yang mengandung saponin, polifenol dan flavanoid ini biasanya digunakan sebagai obat luka. Sementara daunnya bisa digunakan sebagai obat hipertensi. Buah dan bijinya yang diperas dapat dipakai untuk mengobati diare, sakit perut, pilek, bronkitis, asma dan susah buang air kecil,” papar Azis.