Sambut Tahun Baru Islam, Warga Sumbersari Gelar Takiran
Editor: Mahadeva WS
Tradisi berbagi makanan tersebut diawali dengan doa bersama, menggunakan tata cara Islam dan Katolik. Hal yang sudah berlangsung turun-temurun tersebut, menjadi wujud persaudaraan warga dua agama yang tinggal di dusun tersebut. Semangat kebersamaan, sebagai masyarakat melalui tradisi takiran, berbagi makanan bersama memperlihatkan kerukunan warga di dusun tersebut.
Sebagai pemimpin doa dari perwakilan agama Islam, Haji Nasrulah langsung memimpin doa. Doa akhir tahun disebutnya, berisi ucapan syukur atas keselamatan dan perlindungan bagi warga dan dusun setempat. Serta berisi harapan, di tahun yang akan dilalui, bisa lebih baik dari tahun sebelumnya.
Warga juga diberi kesehatan dan umur panjang. Hal yang sama juga didoakan oleh perwakilan dari agama Katolik yang didoakan oleh, Wagimun. Pada doanya, Dia meminta, kesejahteraan dan keselamatan bagi warga, agar hidup dalam kerukunan dan persaudaraan. “Pada berbagai kegiatan di dusun kami selalu didoakan dua agama bentuk sikap toleransi dalam hidup sebagai masyarakat dengan tetap menghormati,” beber Nasrulah.
Selain doa bersama, ada tradisi masyarakat yang masih dipertahankan, yaitu tidak tidur sore hari, dan menunggu pergantian tahun. Beberapa warga yang masih memiliki benda pusaka, melakukan tradisi jamasan, atau menyucikan benda-benda pusaka yang dimiliki.
Ali Mustofa, salah satu warga menyebut, tradisi tersebut masih terus dilestarikan dari generasi ke generasi. Semenjak dirinya masih duduk di bangku SD, hingga kini memiliki dua orang anak, tradisi takiran masih tetap dilakukan. Dia menyebut, kegiatan tersebut kerap ditunggu oleh anak-anak karena menjadi momen kebersamaan.