Peroleh Keuntungan Berlipat, Petani Gunakan Sistem Tumpang Sari
Editor: Satmoko Budi Santoso
Selama penanaman padi berlangsung, Sunanti bersama sang Suami, Suroso, memanfaatkan pematang sawah untuk penanaman sayuran. Beberapa jenis sayuran yang ditanam di pematang sawah di antaranya jenis tomat, kacang hijau, kacang panjang, kemangi, sawi, kedelai.
Penanaman beberapa jenis sayuran tersebut diakuinya menyesuaikan umur setiap tanaman sehingga ia bisa memanen berbagai jenis sayuran sebelum padi memasuki musim panen.
Pada masa tanam ketiga, Sunanti menyebut, pada setiap petak sawah ia menanam sayuran yang berbeda. Tanaman tomat yang dikembangkan di pematang sawah saat ini ditanam berjumlah 300 batang, kacang tanah sekitar 50 batang, kedelai dan kacang hijau puluhan batang.
Meski hasilnya terhitung sedikit namun ia memastikan beberapa jenis sayuran bisa dijual di pasar sebagian bisa dikonsumsi sendiri. Proses perawatan sayuran yang ditanam secara tumpangsari dengan padi disebutnya lebih mudah sembari melakukan proses perawatan padi.
“Pemupukan sayuran pada pematang sawah saya lakukan dengan sistem kocor mencampurkan air dan pupuk,” beber Sunanti.
Tanaman tomat jenis mawar disebutnya bisa dipanen usia 60 hingga 90 hari sementara jenis sayuran lain bisa dipanen lebih cepat saat usia 30 hingga 40 hari. Saat memasuki masa panen pertama, ratusan batang tanaman tomat yang ditanam disebutnya bisa menghasilkan buah sekitar 5 kilogram dan hasilnya akan semakin meningkat saat tanaman semakin tua.
Pemanenan tomat tersebut dilakukan seminggu sekali setelah berbuah dengan harga mencapai Rp2.000 bahkan bisa lebih.
Selain tomat mawar, Sunanti juga menyebut, menanam sayuran jenis sawi dan kemangi ketika tanaman tomat sudah tinggi. Pada sela sela tanaman tomat yang sudah tinggi dan diberi ajir bambu ia bisa menanam sayuran sawi dan kemangi yang bisa dipanen lebih cepat.