Perempuan Indonesia Harus Siap Hadapi Revolusi Industri 4.0

Ilustrasi perempuan Indonesia - Foto: Dok. CDN

YOGYAKARTA — Ketua Dewan Pertimbangan Presiden, Sri Adiningsih, menyampaikan bahwa perempuan Indonesia sebagai ibu banga harus siap menghadapi era inovasi disruptif atau revolusi industri 4.0.

“Ibu-ibu dan perempuan muda milenial harus sadar saat ini kita telah memasuki era revolusi industri 4.0, perubahan ini wajib diantisipasi, karena jika tidak perempuan akan tertinggal dan dirugikan,” kata Sri saat berbicara dalam diskusi panel di Yogyakarta, Jumat (14/9/2018).

Ia menjelaskan saat ini perlahan beberapa aspek dalam kehidupan telah mengadaptasi teknologi digital, khususnya di bidang kewirausahaan, hingga layanan pemerintahan.

“Sekarang pasti banyak ibu-ibu dalam ruangan ini yang menggunakan layanan Go-Food, Go-Glam, bahkan saat ini untuk membuat paspor, SIM (Surat Izin Mengemudi), dan layanan perizinan lain ada yang sudah diurus via daring,” kata Sri dalam acara diskusi.

Bahkan, ia menjelaskan, kamar-kamar kosong di rumah pun dapat disewakan untuk para pelancong dari berbagai negara di dunia.

“Ada kamar kosong di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, juga di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah saat ini dapat disewakan via portal daring, AirBnB, dan ternyata laku, banyak turis datang menginap di sana,” tambahnya.

Ketua Dewan Pertimbangan Presiden menjelaskan, perempuan harus mampu memanfaatkan sumber daya digital yang tersedia di dunia maya.

“Otomatisasi memang menghilangkan banyak lapangan kerja, tetapi banyak juga kesempatan tersedia. Itu sebabnya, ibu-ibu juga perempuan muda harus mau belajar meningkatkan kemampuannya memanfaatkan kesempatan yang ada,” tukas Sri.

Dalam kesempatan itu, ia menegaskan bahwa perempuan di Indonesia sudah memiliki kesempatan yang sama dengan laki-laki untuk mengaktualisasi diri.

Lihat juga...