Kemarau, Siasat Pembudidaya Lele Kolam Terpal Minimalisir Kerugian

Editor: Satmoko Budi Santoso

Selain mengatasi penguapan penggunaan penutup saat cuaca panas dilakukan menghindari ikan mengalami penyakit.

Pada satu kolam terpal berbentuk persegi, Edi Gunawan menyebut menebar sebanyak 2000 benih lele sangkuriang. Namun akibat kemarau dengan suhu yang tinggi berimbas kematian sebanyak 200 ekor lele jelang panen.

Lele Sangkuriang disebut Edi Gunawan sudah bisa dipanen usia 90 hari dan kematian terjadi saat usia lele mencapai 60 hari dalam kondisi belum siap jual. Jenis penyakit yang menyerang lele budidaya miliknya di antaranya berupa jamur, bintik putih serta cacar pada lele.

Sebagian kolam semen milik warga untuk budidaya ikan lele dibiarkan kosong selama musim kemarau [Foto: Henk Widi]
“Saya melakukan pemisahan yang masih lele sehat agar tidak tertular dengan sistem pengurasan menggunakan mesin pompa,” beber Edi Gunawan.

Pemisahan disebut Edi Gunawan dilakukan meminimalisir kematian pada lele selain dampak kemarau juga akibat nafsu makan lele yang berkurang. Pengurangan pakan buatan dengan pelet pabrikan bahkan dilakukan oleh Edi Gunawan dengan menggunakan Suplemen Organik Cair (SOC) yang diolah dari bahan organik.

Cara tersebut diakuinya dilakukan menghindari proses pembusukan sisa pakan penyebab amoniak pada kolam. Sistem penjernih alami juga dilakukan dengan menanam tumbuhan air jenis kiambang (lemna minor).

Edi Gunawan menyebut penggunaan bahan organik berupa probiotik dilakukan untuk mengurai sisa makanan sekaligus mengurangi bau pada kolam ikan. Probiotik tersebut dibuat secara alami melalui proses fermentasi selama satu pekan beberapa jenis bahan tradisional.

Lihat juga...