Kebakaran Lahan di Kalsel Capai 1.500 Hektare

Lahan gambut, ilustrasi -Dok: CDN

BANJARMASIN – Kebakaran lahan di Kalimantan Selatan (Kalsel) selama 2018 telah mencapai 1.500 hektare. Kebakaran tersebut tersebar di 13 kabupaten dan kota di daerah tersebut.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel, Wahyuddin mengatakan, kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kalsel disebabkan musim kemarau yang menimbulkan cuaca panas dan kering. “Musim kemarau dan kekeringan yang melanda Kalsel membuat hutan maupun lahan yang banyak ditumbuhi semak belukar menjadi mudah terbakar sehingga menimbulkan asap yang dampaknya mengganggu seluruh sektor,” ujarnya, Selasa (4/9/2018).

Kawasan yang paling banyak terbakar, adalah lahan gambut, sehingga membuat personel satuan tugas penanggulangan Karhutla sulit memadamkannya. “Pemadaman kebakaran lahan gambut sangat sulit, karena kobaran api yang ada di permukaan dipadamkan, tetapi di lapisan bawahnya bisa menyala sewaktu-waktu dan api berkobar lagi,” tambahnya.

Salah satu upaya untuk menanggulangi Karhutla, dilakukan dengan proses pemadaman lewat udara, menggunakan helly Water Bombing. “Pengeboman air menggunakan Helly Water Bombing dilakukan langsung ke titik lahan terbakar, terutama di kawasan yang sulit dijangkau dan didatangi untuk dipadamkan,” jelasnya.

Selain mengantisipasi Karhutla, juga telah disiapkan sejumlah logistik jika terjadi bencana, dan masih tersedia di gudang. Antisipasi bencana juga dilakukan Gubernur Kalimantan Selatan, H Sahbirin Noor, dengan meninjau ke gudang logistik kantor BPBD Kalsel.

Di gudang tersebut, gubernur mengecek satu persatu jenis pangan dan sarana prasarana yang tersedia. “Kalau dalam kemasan kotak ini, apa isinya ? tanya Gubernur kepada staf pengelola logistik BPBD Kalsel. Kemudian sarana pendukung lain, seperti selimut, handuk dan kebutuhan penting korban bencana apa cukup tersedia?” kata gubernur.

Lihat juga...