Puskesmas II Denpasar Barat Terbaik di Bali

Editor: Koko Triarko

DENPASAR – Puskesmas II Denpasar Barat merupakan salah satu dari 11 puskesmas di Kota Denpasar, Bali. Puskesmas ini bertanggung jawab terhadap kesehatan 139.000 warga, dari lima desa dan satu kelurahan.
Puskesmas II Denpasar merupakan puskesmas induk dengan empat puskesmas pembantu di wilayah Denpasar Barat, seperti Kelurahan Dauh Puri, Desa Dauh Puri Kelod, Padangsambian Kelod, Dauh Puri Kangin dan Dauh Puri Kauh.
Sebagai salah satu ujung tombak fasilitas pelayanan kesehatan di tengah-tengah masyarakat, khususnya di Denpasar Barat,  beberapa terobosan program pelayanan kesehatan terus diberikan kepada masyarakat.
Selain memberikan pelayanan dalam gedung, puskesmas yang beralamat di Jalan Gunung Soputan, Denpasar Barat, ini juga menerapkan sistem pelayanan di luar gedung.
Puskesmas II Denpasar Barat meraih sertifikat ISO 9001/2008 pada 2014. Puskesmas ini juga menjadi puskesmas terbaik di Pulau Bali, bahkan empat terbaik di Indonesia tingkat puskesmas induk, dengan menyandang predikat ‘paripurna’. Tidak mudah untuk bisa meraih predikat tersebut.
Kepala Puskesmas II Denpasar Barat, dr. Lanawati. -Foto: Sultan Anshori.
“Selain harus menyiapkan beberapa dokumen pendukung, proses peningkatan mutu dan kinerja harus ditampakkan. Jadi, kami mulai dari status dengan akreditasi dasar, madya, utama, baru bisa meraih predikat paripurna,” ucap Kepala Puskesmas II Denpasar Barat, dr. Lanawati, saat ditemui, Kamis, (16/8/2018).
Dokter asal Solo, Jawa Tengah ini menuturkan, beberapa program pelayanan unggulan terus digalakkan oleh Puskesmas ini. Salah satunya, dengan melakukan pelayanan penyakit tidak menular, seperti penyakit kencing manis, hipertensi dan kolesterol.
Pihaknya bekerja sama dengan beberapa pihak, termasuk pihak desa, membentuk Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu), yang berfungsi sebagai skrining awal terhadap penyakit  tidak menular.
Dengan begitu, akan mudah diketahui sedari awal, siapa dan berapa orang yang terindikasi mempunyai penyakit tersebut. Dan, hal itu juga bisa lebih gampang dalam memberikan pelayanan kesehatan, mulai dari pencegahan, hingga perawatan.
“Posbindu dibentuk dan dibiayai oleh APBDes. Dengan adanya program Posbindu tersebut dirasa sangat efektif, sehingga jumlah penderita beberapa penyakit tersebut sudah menurun hingga tahun ini,” imbuh dr. Lanawati, kepada Cendana News.
Selain itu, salah satu program unggulan lain dan terbaru di puskesmas ini adalah pelayanan dalam pemeriksaan Infeksi Menular Seksual (IMS), berupa penyakit HIV AIDS.
Pihaknya menerapkan program Care, Support, Treatment (CST). Program tersebut merupakan pemberian pelayanan langsung kepada pasien penderita HIV AIDS, dengan cukup diperiksa di puskesmas dan tidak perlu lagi dirujuk ke rumah sakit pengampu, seperti Rumah Sakit Sanglah dan rumah sakit Wangaya. Sistem tersebut diterapkan untuk semakin mendekatkan kepada masyarakat.
Dari data yang dimiliki oleh Puskesmas II Denpasar, diketahui pasien yang mengidap penyakit HIV AIDS hingga bulan Juli lalu, ada sekitar 308 orang, yang sudah mengikuti tes pemeriksaan, dan delapan di antaranya, positif.
“Sebelumnya, puskesmas ini hanya sebagai puskesmas satelit, artinya kami sebatas mengidentifikasi pasien yang diindikasi mengidap HIV AIDS, lalu merujuknya ke rumah sakit pengampu. Namun saat ini tidak lagi, karena sudah merasa yakin untuk menanganinya sendiri. Program ini sudah berlaku sejak bulan Juli lalu,” jelasnya lagi.
Sebab itu, dr Lanawati berharap, apa yang sudah diraih selama ini tetap terjaga dan memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
Lihat juga...