Pertumbuhan Pertanian Indonesia Terus Menurun

Editor: Koko Triarko

YOGYAKARTA – Riset Lembaga Nielsen Company, menyebut, pertumbuhan pertanian di Indonesia saat ini terus mengalami penurunanan dibanding pertumbuhan gross domestic product (GDP) atau produk domestik bruto (PDB). 
Penurunan pertumbuhan pertanian tersebut disebabkan pemerintah dari periode ke periode tidak memiliki komitmen kuat pada sektor pertanian. Khususnya, dalam mengelola kepemilikan lahan bagi petani.
Menyikapi hal itu, Managing Director of The Nielsen Company Indonesia, Dr. Agus Nurudin, mengusulkan agar setiap periode kepemerintahan tidak lagi mengintervensi pemain beras, meski dengan alasan mengatur harga ekonomis. Hal itu diperlukan, agar petani tidak terus dirugikan, dan profesi petani semakin ditinggalkan.
“Pengendalian harga pokok pangan tanpa memperhatikan aspek komersial, sama saja dengan membunuh profesi petani. Apakah (harga) sawit diintervensi pemerintah? Kan, tidak. Jika tetap diintervensi, maka tidak akan ada yang mau (jadi petani),” katanya, dalam Seminar bertajuk ‘Teknologi Pertanian Menyongsong Industri 4.0’ di UGM, baru-baru ini.
Lebih lanjut, Agus Nurudin mengatakan, jumlah penduduk Indonesia saat ini mencapai 260 juta, sehingga kebutuhan pangan terus meningkat. Setiap tahun, diperlukan minimal 33 juta ton beras, 16 juta ton jagung, dan 2,2 juta ton kedelai.
“Namun, 75 persen kebutuhan kedelai masih dipenuhi dengan impor. Termasuk juga kita masih impor 2,8 juta ton gula, dan 484 ribu ton daging sapi untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional,” katanya.
Sedangkan terkait pasokan beras, menurutnya, ketergatungan impor semakin besar, karena produksi nasional yang tidak mampu mencukupi kebutuhan konsumen. Hal itu diperparah dengan semakin ditinggalkannya profesi petani, karena dianggap tidak menguntungkan.
“Artinya, jika kita masih mengharapkan harga pangan murah sama dengan kita mematikan profesi petani,” kata alumnus FTP UGM, itu.
Pembicara lainnya, Ketua Komisi Teknis Pangan dan Pertanian, Dewan Riset Nasional, Dr. Ir. Haryono, M.Sc., mengatakan, produk makanan dan minuman dari sektor pertanian menjadi kebutuhan yang terus meningkat saat ini. Karena itu, upaya peningkatan mutu kualitas produk harus terus dilakukan.
“Caranya dengan mendorong riset serta inovasi yang berkualitas, agar setiap produk makanan dan minuman dari sektor pertanian layak dikonsumsi,” ungkapnya.
Lihat juga...