Penerapan SKS untuk SMP di Jogja Masih Minim Ketersediaan Sarana-Prasarana

Redaktur: ME. Bijo Dirajo

Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, SMP Negeri 2 Yogyakarta Supriyati. Foto: Jatmika H Kusmargana

YOGYAKARTA — Sejumlah sekolah negeri tingkat SMP di kota Yogyakarta mulai menerapkan pembelajaran sistim SKS (Satuan Kredit Semester) layaknya di bangku kuliah. Sayangnya tidak semua sekolah memiliki kesiapan sarana prasarana.

Salah satunya adalah ketersediaan ruang kelas tambahan, jika nantinya ada siswa yang harus menempuh proses pembelajaran dengan jumlah SKS di luar standar, atau lebih dari 6 semester.

Meski hingga saat ini hal itu belum sampai mengganggu, namun pihak sekolah berharap agar Dinas Pendidikan dapat ikut membantu mengatasi kendala tersebut.

Wakil Kepala Sekolah SMP Negeri 5 Yogyakarta, Supriyati menyebutkan, mulai tahun ini pihaknya menerapkan sistem SKS bagi 238 siswa baru atau siswa kelas VII yang terbagi dalam 7 kelas.

“Sekolah kami, SMPN 2 Yogyakarta ini kan berada di tengah kota. Sehingga cukup sempit dan ruang-ruangnya terbatas. Kita tidak memiliki kelas cadangan, karena semua kelas terpakai. Jadi kita belum tahu jika nanti ada siswa yang menempuh pendidikan lebih dari 6 semester. Mungkin saja akan gunakan ruang komputer atau ruang lain,” katanya.

Dijelaskan Supriyati, penerapan sistem SKS sendiri memang memungkinkan seorang siswa menempuh pendidikan sesuai kemampuan masing-masing. Seorang siswa dimungkinkan menyelesaikan bangku SMP dalam kurun waktu lebih cepat yakni 2 tahun dengan mengambil seluruh materi pendidikan atau beban belajar dalam 4 semester.

Sebaliknya, siswa juga dapat menyelesaikan bangku SMP dengan waktu lebih lama yakni mencapai 8 semester, atau 2 semester lebih lama dari jangka waktu normal yakni 6 semester.

“Jadi sekarang tidak ada istilah siswa tidak naik kelas. Tapi yang ada siswa tersebut menempuh berapa SKS dalam berapa semester,” katanya.

Lihat juga...