Pancasila, Navigasi dan Pemersatu Atasi Tantangan Bangsa
JAKARTA — Presiden Inadata Consulting, Elwin Tobing, mengatakan Pancasila harus dijadikan navigasi dan alat pemersatu untuk mengatasi pemersalahan dan tantangan bangsa.
Elwin Tobing dalam peluncuran bukunya yang berjudul Indonesian Dream: Revitalisasi dan Realisasi Pancasila sebagai Cita-Cita Bangsa di Perpustakan Nasional, Jakarta, mengatakan Indonesia saat ini seperti kehilangan arah karena bertahun-tahun dikungkung tantangan yang kompleks dan bahkan tidak pernah terpecahkan.
Dia menyebutkan praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme yang bertransformasi menjadi budaya, serta tendensi eksploitasi politik identitas, dan munculnya berbagai aksi teror yang dilakukan kelompok teror pun marak terjadi.
“Sulitnya Indonesia mengatasi masalah itu karena kita melihat Pancasila secara parsial, tidak utuh. Pancasila kini hanya dimaknai pasal per pasal,” katanya dalam keterangan yang diterima, Senin (20/8/2018).
Elwin menilai demokrasi hanya dilihat dalam sila keempat Pancasila sebagai dasar perjuangan dan sila ketiga hanya dilihat sebagai pendukung terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. “Dan yang ingin memperjuangkan Indonesia berdasarkan agama hanya menatap sila pertama sebagai pedoman,” katanya.
Bahkan mirisnya, kata Elwin, Pancasila sekarang hanya dijadikan “wasit” dalam pertarungan kelompok yang mau menjadikan Indonesia negara agama dengan kelompok yang mau mempertahankan persatuan Indonesia.
Indonesia menjadi terbelah, di mana satu pihak menawarkan jargon politik identitas dan pihak lain menggunakan slogan nasionalisme. Akhirnya, Pancasila menjadi statis, terisolasi dan tidak menyentuh pribadi manusia Indonesia.