Minimalisir Risiko Bencana, BPBD Lebak Butuh EWS
LEBAK – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Banten, membutuhkan alat pendeteksi dini bencana alam. Masyarakat membutuhkan pemasangan alat deteksi dini, pencegah bencana atau Early Warning System (EWS).
EWS menjadi salah satu kesiapsiagaan mengantisipasi bencana alam. “Pemasangan alat pendeteksi itu sebagai upaya kesiapsiagaan untuk mengurangi risiko kebencanaan,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak Kaprawi di Lebak, Kamis (9/8/2018).
Pemasangan alat deteksi dini diprioritaskan di empat titik, yang merupakan daerah langganan bencana alam, seperti banjir dan longsor. Ke-empat titik itu antara lain, Kecamatan Banjarsari, Malingping, Bayah dan Cigemblong. “Pemasangan Early Warning System itu sangat dibutuhkan guna mengurangi risiko bencana alam,” tambahnya.
Menurut Kaprawi, wilayah Kabupaten Lebak, merupakan daerah rawan bencana alam. Topografinya berupa pegunungan dan perbukitan, juga terdapat kawasan hutan konservasi Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS). Selain itu, Kabupaten Lebak juga menjadi kawasan hulu di Provinsi Banten, yang memiliki belasan sungai besar dengan ribuan anak sungai.
BPBD Lebak sudah menjalin kerja sama dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung, melakukan pemasangan alat sensor gempa di Desa Cimandiri Kecamatan Panggaran. Dengan sensor tersebut, bisa diketahui tanda-tanda bencana alam seperti longsor dan gempa bumi dengan adanya alarm berupa sirene. “Kami yakin pemasangan alat pendeteksi dini dapat mengantisipasi korban jiwa,” pungkasnya. (Ant)