“Saya sudah kehabisan kata, kami hanya perlu terpal untuk kegiatan murid-murid saya, selimut untuk warga di dusun saya. Itu saja yang diminta,” katanya.
Berdasarkan pantauan pada Jumat (23/8), sekolahan itu meski dari luar masih berdiri namun di dalamnya sudah tidak layak untuk digunakan karena banyaknya retakan yang dikhawatirkan akan membahayakan murid-muridnya saat kegiatan belajar mengajar. (Ant)