Kemarau, Batal Tanam Padi, Beralih Cabai Merah Keriting

Editor: Satmoko Budi Santoso

LAMPUNG – Sejumlah petani komoditas di Kabupaten Lampung Selatan mulai terdampak musim kemarau di wilayah tersebut.

Nyoman (40) warga Desa Sumbernadi, Kecamatan Ketapang, penanam cabai merah keriting menyebut, kemarau berdampak tanaman cabai keriting miliknya kekurangan air. Sebagai upaya memenuhi kebutuhan penyiraman, Nyoman mengaku memanfaatkan air dari sumur bor yang dibuat dengan kedalaman 100 meter di lahan sawah miliknya.

Berkurangnya debit Sungai Kaliasin yang mengalir di wilayah tersebut, menurut Nyoman, berimbas ia tidak bisa menggunakan air sungai. Sebagian petani penanam padi yang sudah menyiapkan bibit usia 20 hari, bahkan terpaksa membatalkan penanaman akibat kemarau.

Nyoman (kanan) memeriksa tanaman cabai merah keriting yang mulai memasuki masa panen tahap pertama sebagai pengganti batalnya proses penanaman padi akibat kemarau [Foto: Henk Widi]
Beruntung, Nyoman mempergunakan sebagian lahan untuk penanaman cabai merah keriting yang bisa dipanen saat usia 70 hari.

Lahan sawah yang sudah diolah dengan bibit yang sudah disemai seluas setengah hektar  bermodalkan tiga juta rupiah bahkan terpaksa dibiarkan terbengkelai. Pasokan air yang berkurang menjadi keputusan baginya membatalkan menanam padi.

Sebagian petani yang berada di dekat aliran Sungai Kaliasin bahkan masih memanfaatkan air sungai tersisa dengan menggunakan mesin sedot air.

“Saya harus korbankan tidak jadi menanam padi dan memanfaatkan lahan setengah hektar untuk menanam cabai merah keriting dan sudah memasuki masa panen tahap pertama,” terang Nyoman, salah satu penanam cabai merah keriting di Desa Sumbernadi, Kecamatan Ketapang, saat ditemui Cendana News, Rabu (8/8/2018).

Lihat juga...