Gusti Winata, Si Mbah Tukik Pengkonservasi Penyu di Pantai Minang Rua

Editor: Mahadeva WS

LAMPUNG – Upaya konservasi penyu laut yang bermigrasi ke berbagai wilayah di perairan Selat Sunda untuk bertelur, terus dilakukan oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Minang Rua Bahari. Penyu-penyu terpantau bermigrasi ke Pantai Minang Rua, Desa Kelawi, Kecamatan Bakauheni.

Gusti Winata (27), salah satu anggota Pokdarwis Minang Rua Bahari menyebut, berdasarkan informasi sejumlah nelayan, pantai tersebut menjadi lokasi untuk bertelur berbagai jenis penyu. Sejumlah nelayan pernah mendapatkan penyu saat memancing atau menjaring ikan. Jenis penyu yang ditemukan diantaranya, Penyu Tampah, Penyu Pipih, Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea Vandelli), Penyu Hijau (Chelonia mydas), Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata), Penyu Batik (sesuai dengan penyebutan warga setempat).

Gusti Winata memeriksa proses pembuatan kolam penangkaran untuk tukik yang diprediksi akan menetas dari telur pada 4 September 2018 mendatang [Foto: Henk Widi]
Awalnya sejumlah nelayan bahkan memanfaatkan penyu untuk dikonsumsi termasuk telur yang ditemukan. “Pada waktu pantai masih belum dikelola, dan belum ada sosialisasi mengenai larangan menangkap penyu, warga pernah menangkap penyu, tapi kini nelayan mulai sadar penyu perlu dilindungi,” terang Gusti Winata saat kepada Cendana News, Rabu (29/8/2018).

Sebagai salah satu pemuda Desa Kelawi yang peduli pada kelestarian penyu, Gusti Winata mengaku, sering ronda mencari penyu yang akan bertelur. Pertama kali menemukan telur penyu terjadi pada 7 Juni 2017, yang menjadi awal dari kegiatan proses pemindahan telur ke lokasi yang aman untuk konservasi. Pemindahan dilakukan, karena pantai ramai dikunjungi wisatawan, sehingga telur berpotensi terinjak atau dimangsa hewan predator.

Lihat juga...