Gerakan Perdamaian Dukung Eksistensi Pariwisata
Editor: Satmoko Budi Santoso
DENPASAR – Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, mengatakan, semua elemen masyarakat Bali khususnya para pelaku ekonomi pariwisata sepatutnya bersyukur dengan adanya gerakan-gerakan yang mengingatkan akan pentingnya perdamaian.
Di tengah runcingnya perbedaan, Pastika meyakini, pesan-pesan perdamaian perlu disampaikan, bahkan dengan cara yang paling sederhana namun secara tulus dari hati. Hal tersebut diakui sangat efektif karena pesan-pesan perdamaian seperti membuat kepercayaan wisatawan meningkat sehingga recovery lebih cepat seperti yang dulu terjadi pasca-Bom Bali.
Oleh sebab itu, berbagai kegiatan yang bertujuan untuk perdamaian berdampak baik terhadap pemulihan daerah pariwisata yang sempat terkena bencana.

“Pesan perdamaian itu harusnya disampaikan setiap hari, karena perdamaian itu tujuan kita. Tidak ada yang menginginkan permusuhan. Walaupun terjadi perang, ujungnya pasti untuk perdamaian,” ucap Mangku Pastika, saat menerima panitia Gema Perdamaian ke-16 tahun 2018 di Ruang Kerja, Kantor Gubernur Bali, Kamis (23/8/2018).
Pastika mengatakan, sudah saatnya gema perdamaian terdengar secara nasional bahkan global. Itu sebabnya, ia mengusulkan agar tokoh perdamaian dunia turut diundang dalam perhelatan. Apalagi, ia menambahkan, Bali sudah semakin dikenal sebagai pulau perdamaian.
“Di Unud (Universitas Udayana) sudah ada Institute for Peace and Democracy yang menguatkan posisi sebagai pulau perdamaian dan demokrasi. Kawasan Garuda Wisnu Kencana pun diharapkan jadi markas World Cultural Forum,” kata Pastika.