BHUN-SMN, Jembatan Mengenal Indonesia untuk Siswa
MANADO — Alviana Tupa, satu dari tiga siswa difabel asal Provinsi Nusa Tenggara Timur yang mengikuti “BUMN Hadir Untuk Negeri-Siswa Mengenal Nusantara (BHUN-SMN)” mengatakan program ini menjadi jembatan untuk memperkenalkan Bumi Pertiwi bagi siswa.
“Indonesia mempunyai kekayaan alam maupun budaya yang tergambar dari setiap daerah,” kata Alviana didampingi Corry M Sau dan Benediktus Arbianto dua siswa difabel lainnya di Manado, Selasa (14/8/2018).
Ia menyatakan rasa optimistis, semakin sering potensi-potensi yang dimiliki bangsa ini diperkenalkan akan menumbuhkan kesadaran siswa memelihara dan melestarikannya.
Tari “Tebe Kancing” yang membawa pesan kebersamaan, misalkan, menunjukkan identitas budaya yang berasal dari NTT, sementara di Sulawesi Utara memiliki “Tarian Kabasaran”.
“Program BHUN-SMN membawa siswa untuk menggali lebih dalam lagi apa keunikan-keunikan suku, budaya, bahasa, kuliner atau tari-tarian ketika kami berada di sini. Ini pasti akan memperkaya pengetahuan dan wawasan kita mengenal nusantara,” ujarnya.
Lain halnya dengan Benediktus, dia ingin mempelajari kuliner khas provinsi berpenduduk lebih dari 2,5 juta jiwa itu.
“Kulinernya enak, ada pedas-pedasnya. Selama berada di sini, beberapa makanan khas sudah saya cicipi seperti bubur Manado, sambal roa dan sebagainya,” ujarnya.
Corry mempunyai tanggapan lain, keikutsertaan dalam program BHUN-SMN meningkatkan rasa percaya diri sesama difabel karena terus berada dalam komunitas orang normal.
“Seakan tanpa sekat, kami berbaur, bernyanyi dan menari bersama, saling menerima keadaaan orang lain. Rasa percaya diri kami muncul,” ujarnya. (Ant)