Belum Semua Calon Penumpang di Bakauheni Gunakan ‘Cashless’

Editor: Koko Triarko

LAMPUNG — Penerapan sistem pembayaran nontunai (cashless) untuk pembelian tiket Kapal Fery yang mulai efektif diberlakukan di lintasan pelabuhan Bakauheni-Merak sejak Rabu (15/8), sudah berjalan sepekan.
Namun, sejumlah penumpang pejalan kaki Bakauheni di loket kendaraan roda dua, roda empat, masih belum menggunakan tiket nontunai.
Reni, salah satu petugas loket PT ASDP Indonesia Ferry cabang Bakauheni, menyebut, sepekan terakhir disediakan lima loket penumpang pejalan kaki. Semula sempat diterapkan, semua penumpang wajib menggunakan pembayaran nontunai dengan membeli kartu cashless, sekaligus isi ulang (top up) yang disediakan sejumlah bank.
Nurohim, calon penumpang kapal laut mengisi ulang uang elektronik sebelum membeli tiket penumpang pejalan kaki di pelabuhan Bakauheni [Foto: Henk Widi]
Meski demikian, sempat terjadi masalah pada Electronic Data Capture (EDC) yang disediakan, sehingga sejumlah penumpang tetap dilayani, ketika membeli tiket dengan uang tunai.
“Petugas sudah disiapkan di pintu masuk untuk menanyakan ke calon penumpang, karena pemberlakukan sudah dilakukan sepekan ini, ada yang sudah memiliki kartu nontunai, ada yang belum,” terang Reni, saat ditemui Cendana News, Senin (20/8/2018) sore.
Menurut Reni, petugas akan mengarahkan calon penumpang yang belum memiliki kartu nontunai ke loket pembelian yang disediakan oleh Himpunan Bank Milik Negara (HIMBARA), di antaranya Bank Mandiri, Bank BRI, Bank BTN. Beberapa calon penumpang yang akan membeli tiket, di antaranya sudah memiliki kartu, sehingga tinggal mengisi ulang di petugas bank yang disiagakan.
Sebagai antisipasi dari total lima loket penumpang pejalan kaki, dua loket digunakan untuk melayani pembelian dengan sistem tunai. Tiga loket yang disediakan untuk pembelian tiket nontunai, dioperasikan melayani beragam kartu uang elektronik, yang dimiliki calon penumpang.
Bagi penumpang yang belum memiliki uang elektronik, petugas tidak memaksa untuk harus membeli.
Nurohim (30), warga asal Desa Bandar Agung, Kecamatan Sragi, mengaku sudah memiliki kartu Brizzi yang dibelinya di Merak Banten, sepekan sebelumnya.
Saat akan menyeberang, ia mengaku harus mengisi ulang saldo, karena ia mengajak serta tiga anggota keluarganya. Tiket penumpang pejalan kaki dewasa seharga Rp15.000, membuat dirinya harus menyiapkan uang elektronik sebanyak Rp60.000. Sebagai cadangan, ia mengisi saldo Rp100.000 untuk ongkos saat akan kembali ke Lampung, setelah menyeberang ke Merak.
“Saat akan menyeberang dari Merak ke Bakauheni, saya sudah memiliki kartu, tinggal isi ulang saja,” terang Nurohim.
Sistem tersebut diakuinya lebih mudah, tanpa repot menyediakan uang pas dan tidak ada kembalian. Meski demikian, ia harus memastikan saldo cukup untuk membeli tiket penumpang pejalan kaki menggunakan Kapal Roll on Roll off (Roro) lintas Bakauheni-Merak. Ia mengaku bisa mengisi ulang di bank sesuai penerbit kartu uang elektronik serta di sejumlah toko waralaba.
Hendra (25) calon penumpang pejalan kaki mengaku masih membeli tiket dengan sistem nontunai. Ia beruntung, masih bisa dilayani dengan pembayaran tunai sebesar Rp15.000, sehingga dengan uang Rp20.000 dirinya masih mendapatkan uang kembalian sebesar Rp5.000.
Ia mengaku akan membeli kartu elektronik untuk isi ulang uang elektronik, saat sampai di rumahnya yang ada di Tangerang.
Sepekan penerapan pembayaran nontunai di pelabuhan Bakauheni, sejumlah bank yang menyediakan kartu uang elektronik masih melayani hingga Senin (20/8) petang.
Pantauan Cendana News, hanya ada dua bank yang masih melayani pembelian kartu elektronik, termasuk pengisian saldo, di antaranya Bank Mandiri dengan E-money, dan Bank BRI dengan Brizzi. Bank BTN penyedia Blink dan BNI penyedia Tap Cash yang semula menyediakan outlet sudah tutup sejak pagi.
Outlet Bank Mandiri dan BRI yang menjual kartu nontunai di dekat loket tiket penumpang pejalan kaki juga masih menjual di dekat loket penumpang dengan kendaraan roda dua dan roda empat.
Hadi (30), salah satu petugas BRI, mengatakan,  sejak sepekan penerapan tiket nontunai, disediakan sebanyak 1.000 kartu dan sudah terjual. Sisa kartu elektronik untuk pengisian uang elektronik baru disediakan untuk penumpang yang akan naik ke kapal, termasuk pengisian saldo.
“Kami ditugaskan hingga hari ini, dan bank lain demikian, jadi penumpang yang belum memiliki tiket elektronik bisa membeli di bank atau toko waralaba dan outlet yang menyediakan,” terang Hadi.
Anton Murdianto, General Manager PT ASDP Indonesia Ferry cabang Bakauheni, saat dikonfirmasi, menyebut penerapan tiket nontunai sementara hanya untuk pejalan kaki, kendaraan roda dua, roda empat pribadi. Khusus untuk kendaraan truk akan diberlakukan bertahap hingga bulan Desember mendatang.
“Memperlancar pembelian tiket elektronik tahap awal, sejumlah bank terjun langsung dengan memberikan kartu elektronik secara gratis, untuk mempercepat pelayanan,” terang Anton Murdianto.
Bagi PT ASDP Indonesia Ferry, katanya, metode pembayaran cashless diharapkan dapat lebih mengoptimalkan pendapatan penyeberangan, keakurasian manifest penumpang.
Bagi pengguna jasa, metode pembayaran nontunai memudahkan pencatatan data transaksi keuangan menjadi lebih valid. Bagi pengguna jasa metode tersebut memudahkan dalam bertransaksi sekaligus meminimalisir peredaran uang palsu.
Lihat juga...