Panen Durian dan Jeruk Chockun, Ladang Penghasilan Pedagang Buah
Editor: Satmoko
Buah durian Bengkulu diakuinya memiliki beragam ukuran dengan ciri khas rasa yang manis. Sistem borongan hingga ribuan butir durian membuat ukuran durian kerap tidak seragam dengan harga jual bervariasi mulai dari Rp10.000 per buah hingga Rp50.000 per buah.
Keuntungan berjualan buah durian Bengkulu saat musim panen diperoleh sebesar Rp5.000 hingga Rp15.000 perbuah dipergunakan untuk modal membeli buah durian berikutnya.
“Saya berkeliling di wilayah kabupaten Lamsel, kalau mangkal biasanya di dekat objek wisata dermaga Bom yang banyak dikunjungi wisatawan,” papar Yono.
Menjual buah durian dengan kendaraan dalam jumlah banyak membuat konsumen bisa mencicipi buah durian yang dijual. Teknik mencicipi buah durian tanpa merusak bagian dalam dilakukan oleh Yono menggunakan pisau khusus mengambil bagian daging buah.
Jika konsumen menyukai rasa durian yang dipilih maka bisa dibayar dan dinikmati di tempat atau dibawa pulang. Sejumlah durian yang tidak laku terjual disebutnya kerap diborong pemilik rumah makan untuk dibuat sambal tempoyak.
Berbeda dengan Yono yang menjual durian asal Bengkulu menggunakan mobil L300 bak terbuka,pedagang buah lain menggunakan motor. Kuwadi (32) warga desa Kelaten kecamatan Penengahan menggunakan motor dengan kerombong (wadah bambu) untuk berjualan jeruk dan bengkuang.
Kuwadi yang biasanya berjualan buah semangka,melon,salak juga mencari peruntungan dengan berjualan jeruk Chockun.
Jeruk chockun diakui Kuwadi yang berasal dari Thailand dari wilayah Chokun dikembangkan oleh petani Lampung di wilayah Metro dan Lampung Timur. Jeruk keprok chokun yang selama ini dijual keliling diakuinya didatangkan dari wilayah Metro dan Lampung Timur dari salah satu distributor.