CITOS: Video PSI tak Sesuai Sejarah

Editor: Satmoko Budi Santoso

Dirinya juga ingin menggugah kepada para pelaku sejarah, khususnya para pensiunan jenderal yang mengaku berkuasa pada era Tim-tim, harus berani membuka, menyampaikan cerita yang sebenarnya.

Karena apa yang disampaikan PSI itu telah menghina pemimpin negara. Siapa pun itu, almarhum presiden baik itu Soekarno, Soeharto, tidak bisa dengan seenaknya dibegitukan. Presiden merupakan marwah yang harus dihormati.

“Saya ingin teman-teman yang mengaku Jenderal menyampaikan fakta sejarah yang sebenarnya, jangan takut dan diam begitu saja. Jika mereka diam sama saja seperti pengkhianat karena mereka tahu sejarah yang sebenarnya, tetapi mereka diamkan. Jika mereka mendiamkan apa yang dilakukan PSI, saya menganggap mereka sudah salah kaprah karena tidak mau meluruskan sejarah. Apa yang dipostingkan PSI itu semuanya bohong dan justru malah terindikasi memecah belah negara kesatuan RI,” ungkapnya.

Ijong Mun, Sekjen CITOS ikut menambahkan, pihak CITOS sudah menyiapkan 6 pengacara yang akan mem-back up dan menjadi tim advokasi CITOS dalam kasus ini. Tidak hanya itu, ada juga beberapa pengacara di luar dari tim advokasi CITOS menawarkan diri untuk bergabung menjadi pembela.

Dikatakan lagi, tim yang disiapkan CITOS bukan sembarang tim karena di dalamnya terdapat ahli sejarah yang memang mengalami kejadian tersebut, ada saksi korban juga, serta akademisi.

“Niat para pengacara yang ingin bergabung ini memiliki tujuan yang sama dengan CITOS yakni ingin meluruskan sejarah. Karena mereka merasakan kekhawatiran tentang gejolak yang dapat terjadi akibat ulah yang ditimbulkan PSI ini, sungguh luar biasa. Dan dengan segala kemampuan tim yang dimiliki, kami siap meluruskan. Bukan mencari pembenaran, karena apa yang dilakukan PSI sudah menyimpang dari garis sejarah,” katanya.

Lihat juga...