MEMERANGI LEPROPHOBYA (2): MENEMANI PENDERITA

Oleh: Siti Hardiyanti Rukmana

 

Akhirnya, dari yang tadinya masih ada rasa takut, saya memberanikan diri untuk memegang mereka. Bismillah… Siapa takut…

Dalam hati, saya berpikir, kalau seandainya penyakit ini sangat berbahaya dan sangat menular, pasti semua dokter dan perawat sudah terkena penyakit kusta, nyatanya semua terlihat sehat dan bugar. Tidak ada tanda mereka sakit. Kenapa saya harus ragu.

Akhirnya, dari yang tadinya masih ada rasa takut, saya memberanikan diri untuk memegang mereka. Bismillah… Siapa takut…

“Coba Mbak Tutut lihat ini, dia habis menginjak paku, tapi karena sudah mati rasa jadi tidak merasa sakit dan tidak tahu,” jelas Prof Adiyatma

“Coba Mbak Tutut lihat ini, dia habis menginjak paku, tapi karena sudah mati rasa jadi tidak merasa sakit dan tidak tahu, akibatnya jadi infeksi. Bakteri Mycobacterium leprae dengan cepat menyerang bagian tersebut mengakibatkan kakinya jadi membusuk dan mereka tetap tidak merasakan apa-apa,” Prof Adiyatma menjelaskan.

Prof Adiyatma menjelaskan “Ibu ini terkena wajah dan tangannya Mbak,”

“Ibu ini terkena wajah dan tangannya Mbak”

“Pada penderita kusta fungsi syaraf nyerinya sudah mati, padahal fungsi syaraf nyeri itu untuk melindungi tubuh kita dari kerusakan. Akibatnya jari-jari tangan ibu ini pelan-pelan mulai putus satu persatu,” Pak Adiyatma menjelaskan dengan sabar.

“Kalau sudah putus begini, tidak akan bisa diperbaiki, jadi cacat permanent walaupun kustanya dapat disembuhkan. Karenanya dianjurkan, segera berobat ke puskemas terdekat apabila mendeteksi penyakit kusta di keluarganya maupun pada dirinya sendiri, sedini mungkin sebelum terjadi kerusakan”

Lihat juga...