Kalitalang Bangkit dari Bencana Jadi Ekowisata Merapi

Gunung Merapi, beberapa pekan pascaerupsi 2010. -Dok: CDN

Saat itu, warga dari Balerante mendapat terapi trauma dari para relawan melalui pelatihan membuat batik.

Hampir semua warga mengeluarkan ide yang serupa, yaitu menggambar kayu yang terbakar, desa yang rusak, flora dan fauna sekitar Balerante, hingga penggambaran sosok Merapi itu sendiri.

Melihat dalamnya pesan dan makna dari gambar-gambar tersebut, lalu tercetus ide dari relawan untuk dikomersialkan, yang hasilnya juga bisa bermanfaat bagi warga desa.

Sekembalinya ke desa, warga yang mengikuti terapi tersebut pun mulai mendalami teknik membuat batik yang lebih baik dan mengajak warga desa lain yang berminat.

Praktik pembuatan batik Merapi Balerante mulai dijalankan secara serius pada 2011.

Darwono pun berharap ada dukungan dari pemerintah daerah untuk lebih mengenalkan batik yang didominasi warna gelap tersebut.

Hingga saat ini, warga yang tinggal di kawasan berjarak sekitar enam kilometer dari Gunung Merapi di desa itu pun masih meyakini bahwa gunung berapi tersebut akan menghadapi erupsi lagi.

“Dengan batik ini, warga yang tadinya menggantungkan pendapatan dari pertanian bisa terbantu jika ada batik. Meski di pengungsian kami masih bisa berkreasi dan mendapat penghasilan dari batik ini,” ucap Darwono. (Ant)

Lihat juga...