Angkutan Lebaran Berkah Bagi Porter Pelabuhan Bakauheni
Redaktur: ME. Bijo Dirajo
Para porter disebutnya mengandalkan tenaga untuk mengangkut barang bawaan milik penumpang pejalan kaki. Selain tenaga dirinya bahkan masih mengandalkan tali terbuat dari kain untuk memudahkan merangkai barang bawaan sekaligus. Terkait ongkos untuk pengangkutan barang tergantung kesepakatan antara pemilik barang dan porter.
“Sebagian besar pemudik sudah bisa memperkirakan tarif jasa angkut sehingga pemudik dan porter tidak dirugikan,” cetus Suhendar.
“Sebagian pemudik memberi uang lebih saat arus mudik lebaran,” sebutnya.
Porter pelabuhan lain, Eko Sujadi (27) warga Kalianda mengaku saat angkutan lebaran dirinya bisa memperoleh penghasilan besar. Selain jumlah pemudik pejalan kaki dari Pulau Jawa yang meningkat, kedatangan calon penumpang pengguna kapal dari Pulau Sumatera juga memberi dampak positif. Eko Sujadi menyebut sengaja memilih shift siang karena sebagian pemudik enggan mengangkut barang bawaan terutama para wanita.
“Pengguna jasa porter umumnya merupakan wanita yang tidak kuat membawa barang bawaan dan juga orangtua yang juga membawa serta anak saat mudik,” beber Eko Sujadi.
Jasa porter disebutnya kerap harus membawa barang dengan jarak berkisar 100 meter hingga 300 meter. Jarak terdekat mengangkut barang diakuinya mulai dari terminal antarmoda saat penumpang turun dari kendaraan menuju dermaga dua.