18 SMK di Jateng Dibantu Teaching Factory
KUDUS – 18 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Jawa Tengah (Jateng) mendapatkan bantuan pengembangan teaching factory atau pembelajaran yang berorientasi produksi dan bisnis.
“Secara nasional, jumlah SMK yang mendapatkan bantuan pengembangan teaching factory tentunya lebih banyak karena mencapai 105 sekolah,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy usai membuka koordinasi bantuan pengembangan teaching factory yang diikuti 105 kepala SMK, Kamis (28/6/2018).
Muhadjir mengatakan, bantuan tersebut bersifat stimulan karena nilainya tidak besar. Kendati demikian, masing-masing sekolah akan ada usaha sendiri untuk mencari tambahan melalui komite sekolah. Hal itu, sekaligus sebagai ujian untuk komite sekolah.
Diharapkan, sekolah bisa membangun teaching factory berstandar industri dan benar-benar memproduksi produk barang dan jasa, baik secara mandiri maupun menggunakan lisensi dari perusahaan partner. Nantinya, bantuan stimulan tersebut akan dilihat seberapa besar upaya sekolah mendapatkan tambahan pendanaan di luar stimulan tersebut. “Bantuan yang bisa diupayakan sekolah melalui komite sekolah, minimal tiga kali lipat dari nilai bantuan dari pemerintah pusat,” ujarnya.
Bantuan pendanaan yang diperoleh oleh masing-masing sekolah, akan dinilai. Bantuan pengembangan teaching factory tersebut, dalam rangka untuk menyinambungkan antara dunia sekolah dengan dunia industri dan usaha.
Masing-masing sekolah yang memiliki teaching factory, harus menghasilkan produk yang sesuai standar dunia usaha. Oleh sebab itu, hubungan dunia sekolah dan perusahaan penting, karena diharapkan produk dari sekolah diberi label dari perusahaan mitra sehingga memiliki derajat yang sama dengan produk perusahaan. “Teaching factory nantinya akan menghasilkan sehingga menjadi bagian dari pemasukan sekolah,” ujarnya.