Transportasi Sulteng-Sultra Lumpuh Akibat Banjir
ASERA, SULTRA — Transportasi darat jalur Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara, hingga Kamis (24/5) malam, masih lumpuh akibat banjir bandang yang menutup Jalan Trans-Sulawesi di Kecamatan Langgikima, Kabupaten Konawe Utara, Sultra, sejak Senin (21/5).
Pantauan di lokasi banjir, sekitar 200 kilometer barat laut Kota Kendari, Sultra tersebut, Kamis (24/5) malam, menyaksikan hampir seratusan kendaraan yang umumnya truk-truk pengangkut bahan kebutuhan pokok masyarakat masih bertahan menunggu surutnya air.
Sekitar 700 meter badan jalan di dekat Jembatan Linomoyo, Kecamatan Langgikima, masih tertutup air dengan ketinggian antara 50 sampai 120 centimeter sehingga kendaraan tidak bisa melintas.
“Kalau kondisi dua hari lalu pak, ketinggian air di jalan ini sampai dua meter,” kata seorang warga dusun di sekitar lokasi banjir.
Kondisi itu dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk membuat rakit-rakit penyeberangan untuk menyeberangkan orang dan kendaraan sepeda motor bahkan mobil ukuran kecil.
Sebuah rakit yang bisa menyeberangkan sepeda motor dan mobil mengenakan tarif penyeberangan antara Rp500.000 sampai Rp700.000 per mobil, sepeda motor Rp50.000 per unit dan penumpang Rp25.000 per orang.
Jasa rakit-rakit ini dimanfaatkan oleh masyarakat dari Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, untuk menyeberang ke Kendari, Sultra atau sebaliknya, namun tidak bisa membawa barang-barang kecuali pakaian.
“Kami berharap air bisa segera surut agar usaha kami bisa kembali lancar mengangkut barang-barang dagangan dari Kendari ke Bungku, Kabupaten Morowali,” ujar seorang pedagang dari Bahodopi, Kabupaten Morowali.