Produksi Ikan di Boyolali Melimpah, Tingkat Konsumsi Rendah
BOYOLALI – Tingkat konsumsi ikan masyarakat di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, rata-rata per kapita per tahun masih rendah atau di bawah nasional.
“Boyolali produksi ikan cukup melimpah, tetapi tingkat konsumsi masyarakat yang masih rendah, yakni rata-rata sekitar 20 kilogram per kapita per tahun,” kata Kepala Bidang Perikanan, Disnakkan Boyolali, Bagiyo, di Boyolali, Senin (14/5/2018).
Menurut Bagiyo, jika dibanding nasional tingkat konsumsi ikan rata-rata sebesar 40 kilogram per kapita per tahun, sedangkan tingkat provinsi 30 kilogram per kapita per tahun.
“Boyolali tingkat makan ikannya hanya 20 kilogram per kapita per tahun. Jumlah itu sangat jauh dari harapan tingkat makan ikan secara nasional, sehingga produksinya sebagian besar dibawa keluar daerah,” kata Bagiyo.
Padahal, lanjut Bagiyo, produksi ikan air tawar di Boyolali hingga sekarang cukup melimpah, dan ternyata lebih banyak dijual keluar daerah.
Bagiyo mengungkapkan, masyarakat Boyolali masih cenderung lebih suka makan daging ayam, sehingga dengan faktor itu, daerahnya masih sulit untuk mengejar standar pola pangan harapan untuk konsumsi ikan nasional.
Menurut dia, sebenarnya kadar protein ikan lebih baik dibandingkan dengan daging. Bahkan, harga ikan juga lebih murah jika dibandingkan dengan daging ayam atau sapi.
Dia menjelaskan, berdasarkan data hasil produksi ikan di Boyolali rata-rata mencapai 34 ribu ton per tahun dari dihasilkan peternak di Boyolali.
Daerah ini, hampir di setiap kecamatan terdapat kelompok petani ikan yang mengelola kolam-kolam ikan baik lele, gurame dan mujair.
Selain itu, Boyolali juga adawaduk besar yang banyak dimanfaatkan untuk pengembangan ikan karamba apung, seperti Waduk Cengklik, Kedung Ombo dan Waduk Badhe.