Pengalaman Posdaya Bahari Hadapi Peminjam Uang yang Kabur

Editor: Satmoko

Ketua Posdaya Bahari Dewi Anggriani/Foto: M. Noli Hendra

“Dua orang itu meminjam dana sebesar Rp2 juta. Kalau yang satunya lagi itu baru saja selesai dibayarkan, sementara yang satu orang lagi tidak ada kabar. Informasinya ia pergi ke Pasaman Barat, dan ia berprofesi nelayan,” ujarnya.

Setelah berupaya mencari pihak yang bisa mempertanggungjawabkan dan akhirnya tidak ada yang bisa menyelesaikan persoalan itu, Posdaya Bahari pun mengambil kebijakan dengan cara mengganti uang itu dari uang simpanan yang ada di Posdaya.

Akibat hal ini, Posdaya Bahari mengalami krisis uang simpanan anggota. Sehingga pada Ramadan ini Posdaya Bahari juga urung melakukan kegiatan bagi-bagi paket pada para anggota.

“Tahun ini kita tidak bisa melakukan kegiatan bagi-bagi paket. Karena tidak ada dana untuk beli barang-barang kebutuhan untuk paket Ramadan,” jelasnya.

Dewi mengaku dengan mudahnya persyaratan untuk pengajuan pinjaman modal usaha ke Tabur Puja, sangat berisiko mengalami hal kaburnya anggota dan membawa uang pinjaman.

“Ini adalah resiko, karena yang kita hadapi adalah masyarakat prasejahtera. Jadi ada sisi yang telah kita upayakan, dan ada sisi harus direlakan juga jika uang itu telah hilang,” tegasnya.

Lihat juga...