Nelayan di Sikka Tidak Dapat Program Bantuan
Editor: Mahadeva WS
“Kelompok nelayan di desa kami hanya mendapat tiga unit kapal penangkap ikan ukuran kecil. Dan dari bantuan tersebut, dua kapal tidak dilengkapi dengan alat tangkap. Persoalan lainnya, wilayah pantai selatan ombaknya cukup besar sehingga sulit melabuhkan perahu akibat banyak bebatuan berukuran besar di pesisir pantai,” tuturnya.
Selain itu akses jalan darat yang masih belum diaspal membuat transportasi agak terkendala. Hal itu membuat nelayan sangat kesulitan mendistribusikan hasil tangkapan untuk dijual ke kota Maumere.
Kepala Seksi Pemerintahan Desa Wairterang Sul Mario menyebut, di desanya terdapat sembilan kelompok nelayan. Pemerintah desa terus mendorong nelayan untuk masuk di dalam kelompok, tetapi hanya beberapa nelayan saja yang bersedia. “Ada nelayan yang betul-betul nelayan tetapi tidak masuk dalam kelompok sementara beberapa kelompok nelayan yang tidak aktif itu mereka tidak benar-benar sebagai nelayan. Di musim hujan mereka menjadi petani,” jelasnya.
Menurutnya, pemerintah desa mencoba mengajukan usulan ke Dinas Kelautan dan Perikanan Sikka untuk mendapat bantuan alat tangkap. Namun, hingga kini usulan tersebut belum ditanggapi. Hanya mendapat satu kapal yang dipergunakan sebagai kapal pemantau kondisi di perairan Teluk Maumere.