Minat Belajar Bahasa di Malut, Masih Rendah

Ilustrasi - Proses belajar mengajar siswa -Dok CDN

TERNATE – Sejumlah pengamat pendidikan menilai minat pelajar di Maluku Utara (Malut) untuk belajar bahasa, rendah, terutama menyangkut pentingnya pemanfaatan bahasa.

“Semestinya, pendidikan di Malut perlu ditingkatkan lagi, terutama pendidikan bahasa, baik Bahasa Indonesia maupun bahasa asing seperti Inggris, Arab dan bahasa lainnya, karena semakin hari dunia semakin modern,” kata Pengamat Pendidikan, Zainudin, di Ternate, Kamis (10/5/2018).

Jika pendidikan di Malut masih terus seperti ini, kata dia, maka ke depan tidak mampu bersaing dengan daerah luar seperti Jawa, Kalimantan, dan Sumatera.

Dia mengakui, kalau tingkat kesadaran masyarakat cenderung sama, sehingga mereka menganggap bahasa tidak penting.

Sehingga, saat bekerja di daerah-daerah seperti Jawa akhirnya hanya ditempatkan sebagai tukang sapu dan tukang masak, karena kemampuan berbahasanya tidak mencukupi untuk jabatan yang lebih tinggi.

Sedangkan di Pulau Jawa, jurusan bahasa sangat diutamakan, bisa sampai 10 kelas, sedangkan di Malut hanya satu kelas, bahkan mereka lari dari jurusan bahasa dan memilih IPA dan IPS.

“Kita mengembangkan minat dan bakat siswa untuk menyongsong era globalisasi persaingan dunia,” ujarnya.

Sementara itu, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Malut, menyebutkan, hingga kini Ternate mengalami kekurangan guru, khususnya di kecamatan terluar Kota Ternate sehingga memengaruhi kualitas pendidikan di Malut.

Ketua PGRI Kota Ternate, Hadi Hairudin, ketika dikonfirmasi menyatakan, sejumlah mata pelajaran bimbingan dan konseling, guru pendidikan jasmani, guru seni budaya dan juga guru ketrampilan tenaga gurunya masih kurang.

Lihat juga...