Masyarakat Sikka Mulai Paham Minum Obat Filariasis

Editor: Mahadeva WS

Kondisi tersebut tidak terlepas dari masih rendahanya pemahaman masyarakat mengenai filariasis. “Kita masih melaksanakan kegiatan pemberian obat pencegahan massal kaki gajah sampai dengan 2019. Diharapkan cakupan masyarakat yang meminum obat bisa di pertahahankan dengan target berdasarkan sasaran usia dua sampai 70 tahun,” himbaunya.

Target POPM jika berdasarkan populasi penduduk Kabupaten Sikka adaah 85 persen. Sementara jika dibandingkan dengan sasaran mencapai 65 persen. Dengan targer tersebut diharapkan Kabupaten Sikka bebas filariasis pada 2020 mendatang.

Berdasarkan perkiraan nasional, penularan filariasis, apabila terdapat satu kasus kronis di suatu wilayah maka sudah terdapat 10 kasus akut yang sudah bergejala dan sudah terdapat 100 orang yang sudah tertular tetapi belum menimbulkan gejala tetapi bepotensi menularkan.

Untuk menghentikan penularan filariasis, lanjut wakil bupati Sikka tersebut, maka sejak 2015 Kabupaten Sikka melaksanakan bulan eliminasi kaki gajah dengan POPM filariasis selama lima tahun berturut-turut setiap Oktober.

Kepala Seksi P2PM Dinas Kesehatan NTT Joice Tibuludji, SKM, M.Kes mengatakan, POPM filariasis di NTT pertama kali dimulai pada 2002. Kegiatan diawali di Kabupaten Alor dan berlanjut di 2005 di Kabupaten Rote Ndao dan Ende pada 2012.

Untuk Kabupaten Sikka, Lembata dan Ngada dilakukan pada 2015 yang disusul Kabupaten Sumba, Malaka, TTU, TTS, Kupang, Manggarai,Manggarai Timur dan Flores Timur pada tahun 2016. “Eliminasi filariasis merupakan salah satu prioritas nasional pengendalian penyakit menular denga dua strategis utama. Memutuskan rantai penularan dengan program POPM di kabupaten dan kota endemis filariasis,” ungkapnya.

Lihat juga...