Jimly Ajak Indonesia Bangun Tradisi Regenerasi
Editor: Mahadeva WS
JAKARTA – Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie mengatakan, negara Malaysia baru saja melakukan reformasi, yang sudah 20 tahun dilakukan oleh Indonesia. Atas reformasi itu, Mahathir kembali bertengger sebagai Perdana Menteri (PM) Malaysia.
Namun demikian menurutnya, apa yang terjadi di Malaysia tidak bisa diterapkan di Indonesia. Karena Indonesia adalah negeri yang berbeda. “Jangan seakan-akan yang terjadi di Malaysia mau kita terapkan di sini. Apa yang diterapkan di Indonesia, adalah inspiring buat orang Malaysia,” kata Jimly dalam saresehan nasional ICMI bertajuk Refleksi 20 Tahun Reformasi, Senin (21/5/2018).
Menurutnya, ada yang harus dipuji dari kejadian pemilihan perdana menteri di Malaysia. Tapi ada juga yang harus direnungkan, yaitu regenerasi di Malaysia itu terhenti 20 tahun. Sehingga hasil reformasi yang dilakukan terkesan mundur ke belakang. “Pak Mahathir itu menjadi PM tertua sepanjang sejarah. Sedangkan, Pak Anwar Ibrahim, usianya 70 tahunan. Tapi apa yang terjadi di Indonesia, transformasi dan regenerasi itu berjalan sangat lancar,” ungkap Jimly.
Jimly berhadap, Indonesia terus menghasilkan regenerasi pemimpin yang baik dan mumpuni, serta tidak berjalan mundur ke belakang. “Alhamdulillah generasi zaman sekarang adalah generasi yang baru. Diharapkan ke depan terus maju dan tidak mundur ke belakang,” tukasnya.
Dia menegaskan, nenek moyang Indonesia punya martabat besar dalam sejarah. Oleh karena itu kita kedepan bangsa ini harus senantiasa menjaga martabat bangsa yang berbalut budaya dan agama serta adat istiadat. “Budaya estafet harus dibangun, antar regenerasi harus bersinergi supaya ada keseinambungan. Kita bangun tradisi budaya supaya bangsa kita ini seratus tahun merdeka,” pungkasnya.