Petani Lamsel Simpan Padi untuk Persiapan Ramadhan
Editor: Koko Triarko
Penyimpanan padi hasil panen juga dilakukan oleh Dayam (50), warga desa Klaten yang memiliki padi varietas Ciherang. Pada lahan seluas setengah hektare miliknya, produksi padi yang dipanen mencapai tiga ton sebagian dipergunakan untuk stok kebutuhan sehari-hari, tanpa menjual gabah. Dayam mengungkapkan pada masa panen tahun ini harga jual padi berkisar Rp4.500 per kilogram atau sekitar Rp450 ribu per kuintal.
Dayam memilih menyimpan padi miliknya dan menjual dalam bentuk beras yang saat ini seharga Rp7.800 per kilogram hingga Rp8.000 per kilogram. Selain itu, penyimpanan hasil panen dalam bentuk gabah dilakukan untuk persiapan bulan Ramadan pada Mei mendatang dan hari raya Idul Fitri pada bulan Juni.
“Prediksi masa puasa Ramadan hingga hari raya Idul Fitri kami belum masa panen, bahkan masih memasuki masa padi berusia satu bulan setelah tanam,” terang Dayam.
Dayam juga menyebut, pada awal April dirinya sekaligus langsung melakukan penerapan sistem culik semai. Sistem culik semai merupakan program yang diterapkan oleh Koramil 03/Penengahan melalui bintara pembina desa (Babinsa) dalam program Luas Tambah Tanam (LTT).
Program culik semai dilakukan dengan membuat persemaian setelah masa panen berakhir tanpa menunggu waktu pembersihan lahan. Penyiapan persemaian melalui program culik semai dilakukan untuk mempercepat masa tanam.
Selain didukung oleh ketersediaan bibit, fasilitas irigasi yang memadai membuat proses penyiapan lahan semai lebih mudah. Program culik semai dengan menyiapkan lahan semai lebih awal tersebut juga diakui oleh Sersan Dua Sudarwanto, anggota Koramil 03/Penengahan.