Petani Lamsel Simpan Padi untuk Persiapan Ramadhan

Editor: Koko Triarko

LAMPUNG — Masa panen padi Maret hingga April mulai berlangsung di Desa Ruang Tengah, Pasuruan, Klaten dan beberapa desa lain di Lampung Selatan.

Sajimin (40), mengatakan, pada masa tanam Oktober-Maret petani terbantu oleh kondisi musim hujan yang lancar dan serangan hama yang minim, sehingga hasil panen maksimal dibanding musim tanam sebelumnya akibat serangan hama dan kekurangan air.

Produktivitas padi yang melimpah wilayah Desa Klaten, katai Sajimin, didukung oleh fasilitas irigasi yang mendukung dari Gunung Rajabasa. Pada musim panen sebelumnya, dengan adanya serangan hama keong mas, wereng dan burung membuat produktivitas padi menurun. Hasil panen padi varietas Ciherang pada masa tanam di lahan satu hektare hanya mencapai 5 ton.

“Pada masa panen sebelumnya, hasil panen tidak maksimal akibat serangan hama sehingga saya terpaksa menjual dalam bentuk padi, karena harga jual cukup lumayan perkuintalnya,” terang Sajimin, petani padi di Desa Ruang Tengah, Senin (2/4/2018).

Sajimin menyebut, pada masa panen sebelumnya harga padi kering panen mencapai Rp5.000 per kilogram atau Rp500 ribu per kuintal. Kebutuhan untuk biaya sekolah membuatnya menjual sebanyak dua ton dari total hasil panen sebanyak lima ton.

Pada masa panen tahun ini, ia menyebut hasil panen padi miliknya cukup maksimal, mencapai enam ton. Padi hasil panen tersebut selanjutnya disimpan di pabrik penggilingan padi yang berfungsi sebagai gudang penyimpanan.

Dayam, warga desa Klaten sudah menyiapkan lalahan untuk media semai sebelum panen selesai [Foto: Henk Widi]
Setelah disimpan di gudang penyimpanan, ia akan mengambil dan menjual dalam bentuk beras untuk kebutuhan Ramadan dan hari raya Idul Fitri. “Saya lebih baik menyimpan dalam bentuk gabah selanjutnya jika membutuhkan uang bisa dijual dalam bentuk beras,” beber Sajimin.

Lihat juga...