Petambak Khawatirkan Impor Garam Industri

Petani garam, ilustrasi -Dok: CDN

PROBOLINGGO – Ketua Himpunan Masyarakat Petambak Garam (HMPG) Kabupaten Probolinggo, Buhar, mengatakan kebijakan pemerintah melakukan impor garam dapat berdampak pada anjloknya harga garam di daerah.

“Kami khawatir, garam impor untuk industri itu bocor dan terserap ke sektor konsumsi, sehingga berdampak pada serapan garam petani akan berkurang dan harga jualnya bisa anjlok,” katanya, di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Rabu (11/4/2018).

HMPG Probolinggo juga sudah diundang bersama petani garam lainnya se-Jawa Timur pada rapat koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jatim beberapa waktu lalu, untuk membahas tentang pergaraman di provinsi setempat.

“Saat rapat di Pemprov Jatim, para petani garam sepakat untuk menolak impor, karena khawatir garam impor itu juga terserap ke sektor konsumsi karena biasanya dipasok oleh produsen garam lokal. Apalagi, tidak ada jaminan garam impor tersebut tidak akan merembes ke sektor konsumsi,” tuturnya.

Berdasarkan pengalaman impor sebelumnya, lanjut dia, kebijakan impor cukup berpengaruh pada harga jual garam lokal milik petani dan hal itu dikhawatirkan terjadi lagi usai impor garam sebanyak 3,7 ton yang terealisasi tahun 2018.

“Sebenarnya tidak apa-apa melakukan impor garam, namun harus didata dengan benar kebutuhan industrinya, karena informasi terakhir yang saya dapat, data dari Kemendag dan KKP saja masih berbeda, sehingga hal itu yang membuat petani garam resah,” katanya.

Pihaknya juga mendapatkan informasi, ada importir garam yang juga menggunakan garam industri menjadi garam konsumsi, dan jika hal itu terjadi, maka garam krosok dari petani bisa sulit terserap dan di sisi lain, petani berharap agar penyerapan garam petani bisa maksimal.

Lihat juga...