Nasi Kucing Angkringan Hadirkan Kerinduan Yogyakarta di Jalinsum

Editor: Satmoko

Nasi yang sudah matang dibungkus dalam wadah kertas nasi, satu centong nasi penuh lalu dilipat. Nasi kucing yang sudah dibungkus disiapkan dalam wadah khusus untuk disajikan kepada pelanggan.

Khusus untuk lauk, Dahlan menyebut bahan yang dipergunakan di antaranya tempe, bawang putih, bawang merah, kacang tanah, lengkuas, cabai merah, gula merah, garam. Tambahan bahan lain berupa balado teri dari ikan teri dengan bumbu sama untuk membuat kering tempe.

Salah satu pengunjung menikmati nasi kucing di angkringan Mas Blangkon [Foto: Henk Widi]
Setelah tempe yang diiris kecil-kecil digoreng semua bumbu yang sudah dihaluskan dimasak dalam wajan hingga harum dan bumbu merata ditambah dengan kacang goreng.

“Ikan teri yang digunakan bisa dipisahkan dengan orek tempe dan kacang namun agar lebih praktis sekalian dicampur dalam sambal orek,” papar Dahlan.

Selain menyiapkan sambal orek tempe lengkap dengan teri, penyiapan lauk pelengkap juga dilakukan. Dahlan mengaku juga menyediakan menu sate telur puyuh.

Sate telur puyuh dibuat dengan cara merebus telur puyuh dan menusuk dengan tusuk sate setelah dikupas. Selain itu sate jeroan dari ampela, ati dan usus juga kerap disajikan sebagai pelengkap menu nasi kucing.

Semua bahan yang sudah matang  disiapkan dalam wadah khusus sebab ciri khas sego kucing sudah dimasak di rumah dan siap disajikan di angkringan. Mengawali berjualan nasi kucing Dahlan menyebut, masih menjual puluhan porsi nasi kucing dengan harga Rp2.000 sudah termasuk sambal orek. Selain itu sate jeroan dan telur puyuh seharga Rp2.000 dan bakso jeder super pedas Rp1.000 per buah.

Lihat juga...