Harga Gambir di Pesisir Selatan Anjlok, Petani Banting Setir

Redaktur: ME. Bijo Dirajo

BUMNag merupakan sebuah lembaga yang bisa membeli hasil petani dan menjual langsung ke pasar yang telah ditentukan. Sehingga dengan demikian, soal permainan harga tidak akan terjadi.

“Selama ini ada petani yang menjual langsung ke pengumpul. Kalau lagi banyak yang jual, jadi pengumpul bisa mempermainkan harga, makanya harga murah. Tapi coba di jual ke BUMNag, harganya akan lebih bagus,” ujarnya.

Candra
Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Sumatera Barat Candra/Foto: M. Noli Hendra

Ia mencontohnya di Kabupaten Limapuluh Kota, pemerintahnya mengarahkan petani untuk menjual hasil panennya ke BUMNag. Sehingga harga pernah mencapai Rp150.000 per kilogramnya. Penyebab bagusnya harga, karena BUMNag mampu memutus mata rantai dari pengumpul hingga ke pasar eskpor.

“Gambir inikan bukan untuk dikonsumsi seperti pangan. Tapi dikirim ke luar negeri. Jadi akan banyak mata rantainya, dari pengumpul. Nah di BUMNag, tidak ada mata rantai semacam itu. Akan tetapi, setelah beli dari petani, dijualnya langsung, tanpa perantara,” tegasnya.

Candra juga mengatakan dari Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi telah mengarahkan kepada petani untuk menjual hasil panen ke BUMNag. Selain itu supaya petani gambir mendapatkan hasil yang memuaskan, pihaknya juga telah melakukan pembinaan kepada sejumlah petani gambir di Sumbar.

Ia mengaku persoalan tidak maunya petani menjual hasil panennya ke BUMNag, karena sistem di BUMNag belum bisa bayar langsung dari hasil panen petani yang dibelinya. Tapi akan dibayarkan, apabila telah menjual baru dibayarkan.

Lihat juga...