Harga Gambir di Pesisir Selatan Anjlok, Petani Banting Setir
Redaktur: ME. Bijo Dirajo
PADANG — Dua bulan terakhir, harga gambir di daerah Sumatera Barat anjlok. Dari keterangan para petani di Kabupaten Pesisir Selatan, saat ini harga berada di angka Rp18.000 per kilogramnya.
Riko Candra mengatakan, dua bulan sebelumnya, harga gambir mulai dari Rp40.000 hingga Rp50.000 per kilogramnya.
“Tidak mengetahui penyebab anjloknya. Petani bimbang. Banyak yang telah jual kebunnya dan beralih fungsi untuk menjalankan sawah,” katanya, Senin (16/4/2018).
Menurutnya, harga gambir yang hanya Rp18.000 per kilogram itu, bisa dikatakan sulit untuk mencari untung. Untuk proses memperoleh getah gambir membutuhkan tenaga dan biaya. Apalagi butuh bekal untuk tinggal di pondok atau dikebun hingga selama dua pekan untuk memanen.
Belum lagi untuk membayar upah pekerja, mulai dari memanen daun di kebun, memasak daun untuk mengambil getah, hingga mencetak, dan membawanya ke pengumpul.
“Biasanya untuk luas tanaman gambir sekira satu haktare itu, bisa mendapatkan getah gambir setelah kering dijemur 40-50 kilogram. Jika dikalikan dengan harga Rp50.000, jumlah untuk setiap panen itu bisa Rp25 juta,” jelasnya.
Kondisi anjloknya juga bisa dilihat pada tahun 2017 lalu. Dimana harga bisa mencapai Rp75.000 hingga Rp100.000 per kilogramnya. Ketika itu, petani gambir benar-benar mendapatkan hasil panen yang menjanjikan. Namun pada tahun 2018 ini, kondisi petani kembali lesu.
Sementara itu Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Sumatera Barat, Candra mengatakan, salah satu penyebab anjloknya harga gambir, karena petani tidak mau menjual hasil panennya kepada Badan Usaha Milik Nagari (BUMNag).