Bahar Mario: Sulih Suara Jadi Filter Budaya

Editor: Irvan Syafari

Bahar Mario-Foto: Akhmad Sekhu.

Bahar main film, tapi dunia sulih suara yang membesarkan namanya dalam dunia hiburan. Kiprahnya mengisi suara Sembara dalam sandiwara radio “Misteri dari Gunung Merapi” membuat namanya diperhitungkan. Sebelumnya ia juga mengisi suara Bongkeng dalam sandiwara radio Saur Sepuh. Bahar pun membeberkan pengalamannya dalam dunia sulih suara.

“Dulu diserahkan naskah dan kemudian dibawa pulang agar bisa dihapal dialog-dialognya. Saat rekam suara kita bareng semua, tidak bisa sendiri-sendiri seperti sulih suara sekarang ini karena teknologi sekarang sudah jauh berkembang. Dulu, saat rekam suara semua orang harus hapal, kalau ada yang tidak hapal maka harus diulang, itulah tantangannya,“ ceritanya.

Menurut Bahar, semua orang bisa menjadi sulih suara. “Asal mau belajar, dan tanggap serta mau latihan, “ ujarnya.

Bahar memandang perkembangan dunia sulih suara sekarang sudah semakin bagus. Hanya saja jangan ada lagi pelarangan sulih suara yang pernah terjadi sekitar tahun 1998.

“Dulu pernah ada pelarangan sulih suara atau dubbing Bahasa Indonesia dan kemudian diganti Bahasa Inggris, “ kenangnya.

Padahal, dengan sulih suara, bagi Bahar, ada filter budaya karena penerjemahannya yang disesuaikan dengan budaya kita. “Mestinya tidak dilarang, karena kelebihannya kalau dubbing bahasa Indonesia ceritanya cepat nempel,” tegasnya.

Bahar menyambut baik dibentuknya Suarapro yang mewadahi pelaku suara. Bahar menyarankan memberitahukan para dubber yang senior. “Mereka para dubber yang sudah senior kalau tidak aktif menjadi pengisi suara biasanya buka usaha,” tandasnya.

Lihat juga...