Bahar Mario: Sulih Suara Jadi Filter Budaya
Editor: Irvan Syafari
JAKARTA — Profesi pengisi suara dulu pernah jadi buah bibir masyarakat saat populer sandiwara radio. Salah satunya, Bahar Mario, yang begitu sangat terkenal sebagai pengisi suara Sembara dalam sandiwara radio “Misteri dari Gunung Merapi” yang populer sekitar 1980-an. Sebelumnya ia juga mengisi suara Bongkeng dalam sandiwara radio “Saur Sepuh”.
“Awalnya saya main teater dan kemudian saya jadi dubber sandiwara radio di RRI sekitar tahun 70-an, “ kata Bahar Mario saat diskusi terbuka “Sulih Suara sebagai Jembatan Budaya Dunia” dalam rangkaian acara grand launching Suarapro di Galeri Cipta II, Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat, beberapa waktu yang lalu.
Lelaki kelahiran Pare-Pare, 20 Desember 1949, itu menyebut nama-nama legenda dalam dunia sulih suara Indonesia, seperti di antaranya Aty Cancer dan John Simamora yang dulu bersama-sama jadi dubber sandiwara radio di RRI sekitar tahun 70-an
“Setelah itu saya masuk ke Sanggar Pratiwi, juga menjadi penyiar di RRI dan radio Prambors, kemudian pindah ke radio Elshinta, “ ungkap Bahar yang mengaku pernah menempuh berbagai pendidikan, seperti di antaranya: Akademi Penerangan (tidak tamat), Loka Karya Seni Peran PARFI (Persatuan Artis Film Indonesia) LPKJ (Lembaga Pendidikan Kesenia Jakarta) sekarang IKJ (Institut Kesenian Jakarta) dan Penataran artis film PARFI.
Pada 1975 Bahar pernah bermain film “Buaye Gile” yang dibintangi antara lain, Benyamin Sueb, Ida Royani, Elya Khadam, A Hamid Arief, Wolly Sutinah (Mak Wok) dan lain-lain.
“Film-film berikutnya antara lain Ciuman Beracun, Akibat Pergaulan Bebas, Selimut Cinta, dan lain-lain,” bebernya.