Ateng Mulyadi Juarai IDH 2018
Pahraz hanya mencatat waktu tiga menit 31,808 detik pada kondisi hujan. Usai balapan, Dia terlihat sangat kecewa. Hal itu sangat bisa dimaklumi karena saat seeding run dalam kondisi kering, Pahraz mencatat waktu dua menit 16,205 detik yang merupakan rekor waktu tercepat di seeding run untuk semua kelas.
Pembalap asal Gunungkidul, Reno Satria, mendapat keuntungan dari kondisi cuaca yang tidak menentu. Turun pada saat cuaca panas, Reno mencatat waktu dua menit 27,863 detik dan menjadi yang tercepat, disusul oleh Melkisedek dan Muhammad Dava Rizki.
Di kelas master expert A, peraih medali emas SEA Games 2011, Pornomo, mewujudkan ambisinya meraih gelar juara setelah mencatat waktu tercepat dua menit 37,068 detik atau hampir dua detik lebih cepat dari Nur Warsito, yang mencatat waktu tercepat di seeding run.
“Saat Seeding Run, saya tidak bisa memaksimalkan hasil karena hanya konsentrasi pada rantai yang bermasalah. Tetapi sebelum babak final, semua kembali saya persiapkan lebih baik agar tidak ada kendala. Alhamdulillah bisa meraih gelar juara dikelas ini,” kata Pornomo.
76 Indonesian Downhill Seri 2 akan berlangsung di Bukit Klemuk, Batu, Malang, pada 4-5 Agustus mendatang. Namun penyelenggaraannya akan disela oleh 76 IDH Urban Night Race yang rencananya digelar di Umbul Sidomukti, Semarang, 29-30 Juni. (Ant)