Arini, Cinta yang Tumbuh di Kereta

Editor: Satmoko

Adegan film Arini (Foto Istimewa/Dok PH Max Pictures dan Matta Cinema)

Nick tampaknya punya banyak akal untuk terus menguntit Arini. Bukan hanya di stasiun tujuan, melainkan sampai apartemen tempat  Arini tinggal. Beberapa lembar uang diberikan Arini secara spontan kepada Nick untuk meneruskan perjalanan liburan – agar tak terus mengusiknya – justru dibelikan bunga dan diberikan kepada Arini di apartemen, ketika ternyata HP Arini terbawa olehnya.

Beberapa bulan kemudian Arini kembali ke Indonesia dan diangkat menjadi CEO di perusahaan tempatnya bekerja. Nick yang terdesak oleh perasaan cintanya pada Arini menyusul pulang ke Yogyakarta meninggalkan kuliah di London. Di kota inilah mereka memulai kembali hubungan, berhadapan-hadapan dengan masa lalu gelap Arini bersama mantan suaminya, Helmi dan sahabatnya, Ira.

Arini hidup sebagai wanita yang dingin dan membentengi diri dari laki-laki karena luka masa lalu. Belasan tahun sebelumnya, Arini pernah dikecewakan mantan suami dan sahabatnya sendiri. Dinginnya Arini justru membuat Nick semakin semangat memenangkan cinta wanita yang usianya 15 tahun lebih tua darinya itu. Perbedaan usia bukan masalah bagi Nick yang selalu berapi-api cintanya pada Arini. Segala cara dilakukan Nick untuk membuat Arini jatuh ke pelukannya.

Film drama romantis ini menyentuh hati. Sutradara Ismail Basbeth mampu mengemas dengan baik. Ada perubahan lokasi syuting dari Amerika yang dulu dibuat oleh sutradara Sophan Sophian di tahun 1987, kini pindah ke Eropa, yakni Jerman. Nampaknya Eropa memang lebih eksotis dan romantis, daripada Amerika yang terlalu Hollywood sentris. Hal ini juga tampak dijaga sang sutradara dari semangat indie. Karena selain membuat film panjang, Ismail juga banyak membuat film eksperimental dan film pendek.

Lihat juga...