Siswa Terdampak Banjir Sungai Way Sekampung Butuh Perahu Karet

Editor: Irvan Syafari

Salah satu sekolah yang berada di dalam tanggul penangkis,Madrasah Ibtidaiyah (MI) Guppi 05 selama banjir berlangsung masih tetap melakukan kegiatan belajar mengajar. Herlina, Kepala Sekolah MI Guppi 05 saat dikonfirmasi mengaku sekolah memiliki toleransi waktu untuk siswa yang terlambat. Menurut dia selama banjir jam pelajaran di sekolah juga diperpendek agar anak anak bisa membantu orangtua selama banjir berlangsung.

Herlina menyebut sebagian besar siswa MI Guppi 05 Bandar Agung merupakan anak anak yang tinggal di dusun Paret 1,Paret 2,Paret 3 dan Paret 4, dusun Umbul Besr yang berada di luar tanggul penangkis. Sebanyak 91 siswa dari kelas 1 hingga kelas 6 disebutnya selama musim hujan dan terimbas banjir masih tetap melakukan aktivitas belajar di sekolah seperti biasa.

“Selama tiga hari terakhir banyak siswa yang sudah ikut orangtuanya mengungsi di tanggul penangkis tapi tetap semangat belajar,” paparnya.

Sementara itu Titik,salah satu guru pengajar di MI Guppi 05 mengaku tetap melakukan aktivitas mengajar siswa. Guru yang tinggal di Bunut tersebut mengaku banjir mengakibatkan akses jalan aspal terendam dan tidak bisa dilintasi. Akses utama menggunakan tanggul penangkis bahkan sulit dilakukan dengan kendaraan roda empat dan roda dua.

Tutik menyebut kondisi jalan tanah liat yang licin membuat kendaraan jenis trail yang bisa melintas. Jalan kaki sejauh tiga kilometer disebutnya dilakukan sejak tiga hari terakhir akibat kendaraan roda dua sulit masuk. Meski normalisasi jalan dilakukan menggunakan alat berat kondisi hujan yang masih mengguyur wilayah tersebut membuat akses jalan berlumpur.

Lihat juga...