Kivlan Zein : Bahaya Komunis Sudah di Depan Mata
Editor: Mahadeva WS
Kivlan menyebut, teror penyerangan bahkan pembunuhan terhadap para ulama yang akhir-akhir ini kian marak terjadi juga menjadi bagian dari ancaman bahaya tersebut. “Bahkan dalam tempo dua bulan ini sudah terjadi 10 teror kepada ulama,” tandasnya.
Pendukung PKI juga ada yang mengusulkan agar pelajaran Agama dihapuskan. Untuk membuat pesantren harus mendaftar dan memenuhi peraturan. Sekarang pesantren sudah mulai di mata-matai, karena dianggap mengajarkan paham radikal dan anti Pancasila.
“Sekarang kita justru dituduh tidak pancasilais dan tidak toleran. Sengaja mereka yang komunis menghembuskan isu tersebut. Padahal yang membuat Pancasila mayoritas adalah umat Islam dan umat Islam memiliki saham utama di republik ini,” tegasnya.
Untuk menghadapi permasalahan komunis, narkoba, teroris Kivlan menyebut, saat ini sudah dibentuk organisasi Gerakan Bela Negara (GBN) dan Barisan Patriot Bela negara.
Kivlan juga mengajak masyarakat utamanya umat muslim agar tidal alergi berpolitik. “Menurut Aristoteles politik adalah suatu perbuatan untuk kebaikan bersama. Ikutlah masuk kedalam partai politik dan pilihlah partai politik yang sesuai bobot kebaikannya, sedangkan Partai yang tidak pro kepada kebaikan jangan dipilih,” tandasnya.
Untuk melawan ancaman tersebut, masyarakat diminta memberikan dukungan kepada orang perorangan maupun partai yang akan melindungi dari ancaman PKI. Dan jangan memberikan dukungan kepada perorangan maupun partai yang hanya pura-pura sebagai pancasilais dan tetapi ketika bekerja membuat produk hukum justru membuat undang-undang yang anti agama dan pro LGBT.
“Biarkata politik itu saat ini dikatak jelek dan busuk, tapi kita justru harus masuk ke dunia politik, agar politik di Indonesia tidak dikuasai komunis. Sekarang ada juga KPUD tingkat dua dan tingkat satu, kita harus masuk ke KPUD. Jangan sampai yang menguasai KPUD orang komunis atau orang-orang yang mau disogok. Karena kalau banyak korupsi, negara tidak makmur, maka disitulah subur munculnya komunis,” pungkasnya.