Equinox 23 Maret, Berikut Dampak Positif dan Negatif

Redaktur: ME. Bijo Dirajo

PADANG — Badan Meteorlogi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Minangkabau, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, memperkirakan pada 23 Maret 2018 mendatang, fenomena Equinox akan melintasi sejumlah negara yang dilewati garis Khatulistiwa seperti Afrika, sebagian dari Amerika Selatan, dan Indonesia.

Kasi Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Minangkabau, Budi Samiaji mengatakan, Indonesia dan termasuk Provinsi Sumatera Barat dilalui garis Khatulistiwa akan turut merasakan dampak dari fenomena tersebut.

Dampaknya suhu udara akan meningkat dari biasanya dari 30 derajat celcius suhu normal, hingga di atas angka normal tersebut. Namun dari meningkatnya suhu udara di siang hari itu, akan menyebabkan penguapan, sehingga sore hingga malam harinya sejumlah wilayah di Sumatera Barat bisa berpotensi terjadi hujan.

“Saat ini cuaca di Sumatera Barat pagi hingga sore hari cerah berawan. Namun, mengingat cukup panasnya di siang harinya dengan suhu udara 30-31 derajar celcius, maka proses penguapan terjadi, sehingga awan-awan hitam akan terlihat di sore hari, dan pada malam harinya akan turun hujan dengan intensitas ringan hingga sedang,” jelasnya, Senin (19/3/2018).

Hujan yang turun terkadang juga diiringi dengan petir serta angin kencang dengan kecepatan 25 kilometer per jamnya.

Penyebab terjadinya petir dan angin kencang, dikarenakan panasnya suhu udara di siang hari yang menyebabkan penguapan.

Kondisi ini diperparah lagi dengan akan berlangsungnya fenomena Equinox pada tanggal 23 Maret. Namun untuk fenomea Equinox itu prosesnya telah dimulai pada tanggal 20 – 25 Maret 2018.

“Selama berlangsungnya fenomena Equinox itu hujan yang turun di malam hari dengan intensitas sedang-lebat. Kondisi itu akan merata berlangsung di seluruh wilayah Sumatera Barat,” sebutnya.

Lihat juga...