Aher Klaim Daya Saing Jabar Meningkat
Sedangkan untuk peningkatan kualitas layanan kesehatan serta perluasan akses pelayanan kesehatan, dialokasikan pembiayaan sebesar 10 persen dari APBD.
Dengan penganggaran itu, banyak hal telah dicapai, di antaranya jumlah Puskesmas yang sudah terakreditasi mencapai 298 unit, rumah sakit yang sudah terakreditasi mencapai 87 unit.
Rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kesehatan ibu dan bayi sesuai standar mencapai 88 unit, dan penduduk dengan Jaminan Kesehatan mencapai 71,62 persen.
Sedangkan untuk peningkatan kualitas iklim usaha dan investasi, Heryawan menjelaskan, tingkat partisipasi angkatan kerja naik dari 63,01 persen pada 2013 menjadi 63.34 pada 2017.
Laju Pertumbuhan Ekspor pun meningkat dari 5,5 persen pada 2013 menjadi 13,42 persen pada 2017. Sedangkan nilai investasi penanaman modal asing (PMA) meningkat dari Rp93,5 triliun menjadi Rp162,7 triliun. Sementara penanaman modal dalam negeri (PMDN) meningkat dari Rp26,2 triliun menjadi Rp94,05 triliun pada 2017.
“Jawa Barat menempati urutan tertinggi dalam Penanaman Modal Asing (PMA). Nilai investasi PMA-PMDN di Jawa Barat berdasarkan selama kurun waktu empat tahun mengalami peningkatan 74 persen dengan rata-rata terjadi peningkatan nilai investasi sebesar 14,9 persen setiap tahunnya,” katanya.
Tidak hanya itu, selama kurun 2013-2017, Pemprov Jabar telah berhasil menciptakan 129.191 wirausaha baru. Jumlah ini melampaui janji gubernur untuk menciptakan 100.000 wirausaha baru di Jabar.
Daya beli masyarakat pun meningkat dari Rp6,41 juta menjadi Rp10 juta lebih pada 2017, seiring dengan terciptanya 2.002.017 lapangan kerja. Ini melampaui janji gubernur yang akan menciptakan 2 000.000 lapangan kerja.