Produk Pangan Lokal Gapoktan Wa Wua, Makin Diminati Konsumen
Editor: Satmoko
MAUMERE – Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Wa Wua di Desa Langir, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka, merupakan salah satu Gapoktan berprestasi yang meraih predikat Gapoktan Teladan Nasional tahun 2015.
“Memang Gapoktan kami memproduksi aneka produk berbahan pangan lokal menggunakan bahan baku jagung, singkong dan minuman dari Rosela. Namun dari semua itu hanya beras jagung dan Teh Rosela yang laris terjual,“ sebut Yohanes Jonter Ketua Gapoktan Wa Wua, Selasa (6/2/2018).
Saat ditemui Cendana News di kantin Bandara Frans Seda Maumere, Jonter sapaannya mengakui, ada juga produk Tiwul instan yang sudah diproduksi namun tidak terlalu laris sehingga pihaknya hanya fokus pada pengembangan 2 produk ini.
“Beras jagung banyak yang beli untuk dijadikan makanan pengganti nasi atau bisa juga dicampur dengan beras menjadi nasi jagung. Banyak juga yang dari luar Kabupaten Sikka yang beli,” tuturnya.
Untuk beras jagung, terang Jonter, pihaknya menjual seharga 7 ribu rupiah untuk ukuran 0,5 kilogram. Sementara teh Rosela satu bungkus dijual seharga 10 ribu rupiah dan Tiwul instan dijual seharga 8 ribu rupiah per bungkusnya.
“Kalau Teh Rosela yang beli paling banyak wisatawan khususnya wisatawan asing sebab kami menjualnya di kantin-kantin di Bandara Frans Seda. Pernah jual di pusat jajanan dan cinderamata di Maumere namun tempatnya sepi pengunjung,” tuturnya.
Dalam memproduksi, karyawan Bandara Frans Seda Maumere ini mengaku hanya dibantu 5 anggota Gapoktan Wa Wua sebab produksinya pun masih terbatas akibat sulitnya mendapatkan bahan baku setiap saat. Untuk Teh Rosela paling setahun sekali diproduksi saat musim panen saja.