Industri Makanan Raih Penjualan Tertinggi di E-Smart

SURABAYA – Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian mencatat industri makanan menjadi sektor dengan transaksi penjualan tertinggi dalam program e-Smart IKM. Program tersebut adalah kegiatan yang bertujuan memasarkan produk secara daring.

Direktur Jenderal IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih mengatakan, program e-Smart baru diluncurkan pada pertengahan tahun lalu. Kini telah memiliki 1.730 IKM sebagai peserta dengan total nilai transaksi mencapai lebih dari Rp168 juta sepanjang 2017.

“Transaksi terbesar bidang makanan, sebanyak 38 persen, kemudian yang kedua adalah logam,” kata Gati Dalam diskusi Pengoptimalan Pemanfaatan KITE IKM di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (27/2/2018),

Selain industri makanan yang memiliki porsi 38 persen, industri logam seperti komponen motor, rem motor, aksesoris motor dan handphone, menyumbang 20 persen dari nilai keseluruhan transaksi program e-Smart. Nilai transaksi tersebut masih terbilang sedikit mengingat dari seluruh peserta IKM yang bergabung, baru 68 IKM yang berhasil aktif bertransaksi memasarkan produknya.

IKM lainnya dinilai kurang berhasil memasarkan produk karena produk tersebut kalah bersaing. Dari evaluasi yang dilakukan penyebabnya adalah dari segi kemasan dan kualitas yang kurang mumpuni.

“Yang tidak laku jualan di marketplace akan kami bina. Kenapa produk tidak laku? Apakah dari kemasan, kami fasilitasi untuk perbaiki, produknya kurang berkualitas karena SDM, nanti diberikan pelatihan. Semua kami upayakan untuk difasilitasi,” kata Gati.

Adapun program e-Smart merupakan fasilitas dari Kemenperin untuk mempermudah dan memperluas akses pasar IKM melalui pemasaran secara daring. Operasionalisasinya bekerja sama dengan sejumlah situs transaksi belanja daring, seperti Bukalapak, Blanja.com, Blibli, Shopee dan Tokopedia.

Lihat juga...