Debu Proyek JTTS Rugikan Masyarakat, Penyiraman Setiap Hari
Editor: Satmoko
LAMPUNG – Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ruas Bakauheni-Terbanggibesar paket I Bakauheni-Sidomulyo sebagian sudah diresmikan dan dioperasikan sementara sebagian masih dikerjakan.
Sebagian akses jalan bebas hambatan yang sudah dioperasikan di antaranya di segmen pelabuhan Bakauheni simpang susun Bakauheni sepanjang 8,9 kilometer di wilayah Kecamatan Bakauheni. Sebagian yang masih terus dikerjakan yaitu oleh pelaksana proyek JTTS, PT. Pembangunan Perumahan (PP).
Pengerjaan JTTS dengan proses pembersihan lahan (land clearing) sekaligus pengangkutan material tanah menimbulkan polusi debu mengakibatkan gangguan pernapasan bagi warga yang melintas.
Ahmad (30) salah satu warga Desa Klaten menyebut, setiap hari dirinya yang tinggal di dekat box culvert atau box perlintasan JTTS STA 17 +100 mengaku harus rela terimbas debu proyek tol tersebut. Bersama keluarganya ia harus mengenakan masker setiap hari menghindari infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) akibat paparan debu selama berbulan-bulan.
Paparan debu tersebut akan berkurang saat hujan turun meski disebutnya dalam beberapa bulan terakhir hujan belum turun. Imbasnya, masyarakat masih harus terpapar debu dan kebisingan akibat pembangunan JTTS di STA 17 hingga STA 18 yang ada di wilayah Desa Pasuruan dan Desa Klaten.